Pengangguran Australia Turun, Bunga Acuan Naik Lagi Dong?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
18 August 2022 16:14
The Australian flag being flown by spectators during the women's quarter final match between Ajla Tomljanovic and Elena Rybakina on court 1 on day ten of the 2022 Wimbledon Championships at the All England Lawn Tennis and Croquet Club, Wimbledon. Picture date: Wednesday July 6, 2022. (Photo by Steven Paston/PA Images via Getty Images)
Foto: Bendera Australia (Photo by Steven Paston/PA Images via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat pengangguran Australia untuk Juli 2022 dilaporkan turun ke level terendah dalam 48 tahun terakhir. Kondisi kali ini sejalan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan pengangguran Australia tercatat sudah sangat rendah.

Berdasarkan laporan Biro Statistik Australia pada Kamis (18/8/2022) angka pengangguran turun menjadi 3,4% pada Juli 2022 di mana jumlah pengangguran telah turun 20.200 menjadi 473.600 menurunkan tingkat partisipasi menjadi 66,5% dari 66,8%.

Kepala statistik tenaga kerja ABS, Bjorn Javis mengungkapkan bahwa pada Juli bertepatan dengan liburan sekolah musim dingin dan ketidakhadiran pekerja terkait dengan Covid-19 yang menyeret jam kerja. Dengan penurunan tingkat partisipasi mendorong tingkat turunnya tingkat pengangguran.

"Selama pandemi, tidak jarang melihat perubahan yang lebih besar dari biasanya atau melambatnya pekerjaan dan jam kerja di sekitar liburan sekolah," kata Jarvis.

Selain itu, Ia juga mengatakan penurunan tingkat pengangguran secara keseluruhan mencerminkan pasar tenaga kerja yang semakin ketat, dengan lowongan pekerjaan yang tinggi dan kekurangan tenaga kerja yang berkelanjutan.

"Pada bulan Juli, ada lebih sedikit pengangguran ada sekitar 474.000 dari pada lowongan pekerjaan sebesar 480.000 pada Mei" katanya.

Ada juga tanda-tanda kekuatan dalam ukuran setengah pengangguran dan kurang dimanfaatkan yang turun ke level terendah sejak 1982, dan ini cenderung berkorelasi baik dengan kenaikan upah.

Berdasarkan data yang dirilis menunjukkan pertumbuhan upah naik moderat pada kuartal II-2022 menjadi 2,7%, jauh di belakang inflasi pada 6,1%. Namun, itu masih tertinggi dalam delapan tahun dan pertumbuhan gaji yang diberikan di sektor swasta memang meningkat menjadi 3,8%.

Survei bisnis telah menunjukkan perusahaan berjuang keras untuk menemukan tenaga kerja yang cocok dan bersedia membayar untuk mempertahankan staf.

Bank Sentral Australia menekankan pembayaran dan bonus sedang dalam perjalanan dan kenaikan biaya tenaga kerja hanya akan menambah tekanan inflasi. Sebagai usaha dalam mendinginkan ekonomi, Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) mengindikasikan akan kembali menaikkan suku bunga, tersirat dalam notula rapat kebijakan moneter edisi Agustus.

RBA sejauh ini sudah menaikkan suku bunga 4 bulan beruntun, dan 3 kali mengejutkan pasar dengan kenaikan lebih tinggi dari ekspektasi. Di awal bulan ini RBA menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 1,85%, yang merupakan level tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Kenaikan suku bunga dalam 4 bulan beruntun menjadi yang paling agresif sejak awal 1990.

"Indikator permintaan tenaga kerja tetap kuat, yang menunjukkan penurunan lapangan kerja pada bulan Juli akan berumur pendek," kata Sean Langcake, kepala prakiraan ekonomi makro untuk BIS Oxford Economics.

Dengan berbekal data pasar tenaga kerja yang kuat dengan tingkat pengangguran terendah dalam 48 tahun terakhir, anggota dewan RBA melihat suku bunga masih akan terus dinaikkan karena inflasi masih jauh di atas target dan pasar tenaga kerja yang kuat dengan tingkat pengangguran 3,5% terendah dalam 48 tahun terakhir.

Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Australia diperkirakan masih akan terus menanjak dan mencapai puncaknya sebesar 7,75% pada kuartal IV-2022, dari kuartal II-2022 sebesar 6,1% yang merupakan level tertinggi dalam 21 tahun terakhir. Inflasi diperkirakan baru akan mencapai target RBA 2% - 3% pada akhir 2024.

Dalam notula juga terungkap anggota dewan melihat untuk menurunkan inflasi, suku bunga di akhir tahun bisa berada di kisaran 3%. Sementara itu pasar melihat suku bunga RBA di akhir tahun akan berada di kisaran 3,5%.

Semakin tinggi suku bunga, maka beban warga Australia akan semakin besar. Menteri Keuangan Australia, Jim Chalmers, saat RBA menaikkan suku bunga awal bulan ini bahkan mengatakan kenaikan tersebut membuat hidup warga Australia jadi susah.

Chalmers mengakui kenaikan suku bunga akan memberatkan bagi warga Australia yang memiliki Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PM Turun, Tapi Negara Ini Gagal Turunkan Angka Pengangguran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular