Sinyal Jelas! BI Tidak Buru-buru Naikkan Suku Bunga Acuan

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Kamis, 18/08/2022 10:50 WIB
Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo Saat Memberikan Keterangan Pers terkait Pembukaan Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2022, Kamis (18/8/2022). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memastikan tidak buru-buru dalam menaikkan suku bunga acuan, meskipun kini inflasi sudah berada di level 4,94% secara year on year (yoy) dan inflasi inti yang mencapai 2,86%.

Kini suku bunga acuan atau BI 7 day reverse repo rate berada pada level yang rendah yaitu posisi 3,5%. Level suku bunga yang rendah penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.


"Kami juga sementara ini belum perlu menaikkan suku bunga karena subsidi dan pengendalian pangan. Jadi kami tidak buru-buru menaikkan suku bunga. Sehingga bisa menjaga stabilitas dan pemulihan ekonomi," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2022 TPID, Kamis (18/8/2022).

Beberapa kebijakan dalam pengendalian inflasi yang diambil antara lain memastikan pasokan pangan, yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah. Kemudian ada tambahan subsidi energi agar tidak ada kenaikan harga yang memberatkan masyarakat.

BI juga mengambil langkah pengendalian nilai tukar rupiah. Terlihat buktinya rupiah stabil di kisaran Rp 14.700 secara rata-rata tahunan. Depresiasi rupiah sejak awal tahun cenderung kecil, yaitu 3,5%.

"Kami lakukan intervensi supaya ini tidak kemudian mengganggu stabilitas, mengganggu pemulihan ekonomi dan rakyat. Harga di dalam negeri tidak naik," pungkasnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi Inggris Betah di Level Tinggi Pada Mei 2025