
Pasukan Putin Kian Terjepit di Ukraina, Saatnya Rusia Mundur?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan Rusia yang menduduki wilayah selatan Ukraina, khususnya di Kherson, kini kian terjepit. Mereka makin sulit untuk mempertahankan pasokan amunisi, baju pelindung, dan bahan bakar ke unit garis depan.
Menurut laporan pejabat Ukraina dan analis Barat yang dikutip CNN International, Selasa (16/8/2022), hal itu berkat operasi militer Ukraina untuk memotong akses sungai dan jalur pasokan kereta api serta depot amunisi target.
Pejabat Ukraina mengatakan Rusia memindahkan pos komando dari utara Sungai Dnipro ke tepi selatan karena jembatan rusak berat.
Wakil kepala pertama dewan regional Kherson, Yuri Sobolevsky, mengeklaim di saluran Telegramnya bahwa sebagian besar komando militer Rusia telah meninggalkan kota Kherson. Adapun, pasukan Ukraina berada sekitar 25 kilometer utara kota, menuju Mykolaiv.
Perlu diketahui, sebagian besar wilayah Kherson telah diduduki sejak awal serangan Rusia ke Ukraina. Sebagai bagian dari serangan balasan Kyiv untuk mencoba merebut kembali wilayah yang hilang di selatan, pasukan Ukraina menargetkan jembatan penting untuk mengganggu rute pasokan di dan sekitar Kherson.
Institute for the Study of War, sebuah lembaga riset asal Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa pasukan Presiden Vladimir Putin mungkin akan pergi ke sisi lain sungai untuk menghindari terjebak di kota Kherson jika serangan Ukraina memutuskan semua jalur komunikasi darat yang menghubungkan tepi kanan Sungai Dnipro ke belakang Rusia.
Video telah muncul di media sosial dalam beberapa hari terakhir yang menunjukkan serangan artileri jarak jauh baru di jembatan Antonivskyi dan jembatan jalan di atas bendungan dekat Nova Kakhovka, membuat mereka tidak dapat dilewati untuk kendaraan lapis baja berat. Di beberapa daerah, lebar sungai mencapai 1 kilometer, membuat jembatan ponton menjadi tidak praktis.
Ukraina juga menargetkan beberapa jalur kereta api dari Semenanjung Krimea yang diduduki Rusia ke wilayah Kherson dan Zaporizhzhia. Pada hari Selasa, serangkaian ledakan dahsyat mengguncang kota Dzankhoy di jalur utama menuju Kherson.
Ivan Fedorov, Wali Kota Melitopol, mengatakan bahwa pasukan Rusia masih membersihkan puing-puing dari lokasi jembatan kereta api di dekat kota yang dihantam pada Jumat lalu.
"Saat ini, musuh menggunakan Melitopol sebagai pusat logistik untuk transportasi, transshipment amunisi dan senjata berat. Musuh mengangkut sebagian besar amunisi dengan kereta api," katanya.
"Kami melihat migrasi personel militer [Rusia] dari Kherson ke Melitopol. Personel militer membawa keluarga mereka keluar dari Melitopol," imbuhnya.
Fedorov mengatakan dia mendapat informasi dari jaringan partisan di kota.
Pekan lalu, penduduk setempat melaporkan beberapa jam ledakan di distrik Henichesk, area pelabuhan di sepanjang Laut Azov, dan rel kereta api lebih jauh ke barat di Brylivka juga dilanda.
Menurut Komando Operasi Selatan militer Ukraina dalam seminggu minggu terakhir mereka telah menghancurkan lebih dari 10 gudang amunisi dan kelompok peralatan militer.
Di sisi lain, Rusia juga telah membangun pertahanan berlapis yang kuat, termasuk perlindungan udara, di wilayah Kherson. Pasukan itu bahkan menggunakan tank tempur Soviet T-62 antik sebagai artileri stasioner untuk memberikan dukungan pertahanan.
Mereka juga berusaha melakukan serangan balik reguler terhadap pasukan Ukraina.
Hanya saja, Rusia tetap membutuhkan aliran amunisi dan bahan bakar yang konstan untuk mempertahankan operasi mereka di wilayah tersebut.
Saat ini, Amerika Serikat telah memasok Ukraina dengan rudal anti-radar HARMS, dan pihak Kyiv telah mulai menggunakan pesawat tempur dan helikopter di wilayah tersebut, serta sistem artileri jarak jauh yang sangat akurat.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri