
Dunia Diserang Triple Horor! 9 Negara Ini Korbannya, Ada RI?

3. Argentina
Ekonomi Argentina dalam masalah serius. Sekitar empat dari 10 orang Argentina jatuh miskin dan bank sentralnya kehabisan cadangan devisa karena mata uangnya melemah.
Inflasi diperkirakan akan melebihi 70% tahun ini. Mei lalu, inflasi negara ini telah mencapai 58%.
Jutaan orang Argentina bertahan hidup sebagian besar berkat dapur umum dan program kesejahteraan negara. Banyak di antaranya disalurkan melalui gerakan sosial yang kuat secara politik terkait dengan partai yang berkuasa.
Argentina merupakan pemasok jagung, kedelai dan gandum dunia, tetapi penurunan harga membuat negara ini semakin tertekan. Kondisi ini akan menambah beban Argentina untuk memenuhi sejumlah target yang dipatok dari program restrukturisasi utang dari IMF senilai US$44 miliar.
4. Pakistan
Pakistan merupakan salah satu negara dengan utang terbesar. Beban utang negara ini berasal dari pinjaman dan investasi yang termasuk dari program China-Pakistan Economic Corridor (CPEC).
Membuntuti Sri Lanka, Pakistan hampir mendekati gagal bayar.
Seperti tetangganya, Pakistan akhirnya meminta pertolongan IMF, untuk menghidupkan kembali paket dana talangan US$ 6 miliar yang ditunda setelah pemerintah Perdana Menteri Imran Khan digulingkan pada bulan April.
Melonjaknya harga minyak mentah mendorong naiknya harga bahan bakar yang pada gilirannya menaikkan biaya lainnya, hingga mendorong inflasi hingga lebih dari 21%.
Cadangan devisa Pakistan pada Juli 2022 hanya tersisa US$9,8 miliar atau cukup untuk membiayai lima minggu impor.
Pemerintah pun harus turun tangan. Seruan seorang menteri pemerintah untuk mengurangi minum teh guna mengurangi tagihan US$600 juta untuk teh impor membuat marah banyak orang Pakistan.
Warga Pakistan pun harus mengalami pemadaman akibat kelangkaan pasokan bahan bakar mineral, bensin dan solar.
Untuk mendapatkan dukungan IMF, Perdana Menteri Shahbaz Sharif telah menaikkan harga bahan bakar, menghapuskan subsidi bahan bakar dan memberlakukan tarif pajak 10% pada industri-industri besar.
5. Laos
Menghadapi nasib seperti Sri Lanka, tingkat utang Laos melonjak setelah pandemi melanda.
Padahal, negara kecil tanpa garis pantai ini sebelumnya merupakan salah satu negara pertumbuhan tercepat.
Kini dengan utang bertumpuk, cadangan devisanya sama dengan kurang dari dua bulan impor, menurut Bank Dunia.
Mata uangnya, kip, tercatat mengalami depresiasi sebesar 30 persen.
(mij/mij)