Jangan Heran! Gelapnya Dunia Bawa Negara Ini ke Jurang Resesi

News - Cantika Adinda Putri & Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
12 August 2022 16:35
Apakah ada RI? Ini 6 Negara-Wilayah yang Kena  Resesi Tahun Depan Foto: Infografis/Apakah ada RI? Ini 6 Negara-Wilayah yang Kena Resesi Tahun Depan/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi global tahun depan dibayangi dengan risiko pelemahan akibat kondisi geopolitik yang memicu kenaikan harga pangan dan energi.

Kondisi ini dibenarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (11/8/2022). Menurutnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi global berada pada lingkungan ekonomi global yang volatile dan cenderung makin melemah.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi dengan lingkungan ekonomi global yang volatile makin melemah. Revisi perekonomian dunia 2022 an 2023 dikoreksi ke bawah. 2022 akan menurun dari 3,6% ke 3,2% dan tahun depan dari 3,6% proyeksi 2023 skrg hanya 2,9%," ujar Sri Mulyani mengutip data IMF.

Dari proyeksi IMF, pemangkasan perkiraan pertumbuhan terbesar diterima oleh Amerika Serikat (AS). Pertumbuhan ekonomi AS diturunkan menjadi 2,3% tahun ini, sementara China dikoreksi menjadi 3,3% dan negara maju 2,5%.

Pertumbuhan EkonomiFoto: Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi

Adapun, Indonesia hanya diturunkan 0,1% menjadi 5,4%, dari proyeksi IMF sebelumnya 5,3% pada April 2022. Pada kuartal II/2022, Sri Mulyani membeberkan sejumlah negara yang ekonominya mengalami koreksi, yaitu AS yang turun menjadi 1,6% dari 3,5% pada kuartal I; Italia terkoreksi 4,2% dari 6,2%; Prancis 4,2% dari 4,8%; Jerman 1,4% dari 3,6% dan China 0,4% dari 4,8%.

"Ini menggambarkan risiko terlihat di pertumbuhan ekonomi kuartal II di negara-negara yang cukup besar dan berpengaruh ke dunia cukup besar," ungkap Sri Mulyani.

Dalam konteks Indonesia, Sri Mulyani menilai perekonomian Tanah Air cetak pertumbuhan impresif pada kuartal II/2022 sebesar 5.4 persen.

Pencapaian ini ditopang oleh kinerja konsumsi yang tumbuh 5,5%, pertumbuhan tertinggi dibandingkan dua tahun terakhir selama pandemi. Bahkan, ekonomi Indonesia pada kuartal I/2022 masih mengalami pukulan yang luar biasa akibat dampak Covid-19 yang membatasi aktivitas sosial dan menekan konsumsi.

Kinerja positif konsumsi pada kuartal II/2022, kata mantan pejabat Bank Dunia ini, dipicu oleh adanya kenaikan mobilitas dan aktivitas masyarakat, terutama kelas menengah atas, serta adanya perayaan Ramadan dan Idulfitri.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sri Mulyani Beberkan Gelapnya Dunia Kini, Jangan Kaget!


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading