Internasional

Badai Sudah Berlalu di Amerika?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Jumat, 12/08/2022 10:04 WIB
Foto: Bendera Amerika Serikat (AP Photo/Charlie Riedel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga bensin di Amerika Serikat (AS) terus mengalami penurunan. Untuk kali pertama dalam beberapa bulan harga turun di bawah US$ 4 per galon pada Kamis (11/8/2022). Kondisi ini memberikan sedikit nafas lega bagi rakyat Negeri Adidaya sebagai konsumen bahan bakar terbesar di dunia.

Saat ini, berdasarkan data yang dihimpun dari menurut American Automobile Association dan Gas Prices, harga rata-rata nasional untuk gas tanpa timbal reguler turun menjadi US$ 3,99 atau sekitar Rp 58.757 per galon.


Harga bensin di AS sempat mencapai rekor tertinggi pada Juni 2022 yakni sebesar US$ 5,02 atau sekitar Rp 73.925 per galon. Biaya yang tinggi ini pada akhirnya membatasi pengeluaran, kemudian harga turun karena kekhawatiran pasar terhadap pembatasan pasokan sejak Rusia pertama kali menyerang Ukraina pada Februari lalu.

Namun sepertinya kondisi ini telah surut. Harga bensin cenderung mencapai puncaknya di musim panas dan akan berakhir sekitar Hari Buruh di AS yakni 5 September. Tetapi perkiraan turunnya harga ini hingga sebelum 5 September mendatang.

Penurunan harga terbaru dapat membantu pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden dan Partai Demokrat di Kongres sebagai pendekatan pemilu paruh waktu. Gedung Putih telah mengambil beberapa langkah untuk mengekang harga minyak setelah serbuan Rusia ke Ukraina.

Di sisi lain, harga minyak mentah sebagai pendorong harga bensin terpantau kembali naik. Harga minyak dunia terpantau telah menghijau di tengah kabar dari AS sepertinya ampuh untuk mendongkrak harga si emas hitam.

Pada Kamis (11/8/2022) harga minyak jenis brent berada di US$ 99,6/barel. Naik 2,26% dari posisi hari sebelumnya. Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 94,34/barel. Naik 2,62% dibanding hari sebelumnya.

US Bureau of Labour Statistics melaporkan inflasi Negeri Adikuasa pada Juli 2022 berada di 8,5% year-on-year (yoy). Masih tinggi, tetapi jauh melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang 9,1%, tertinggi dalam lebih dari 40 tahun terakhir.

AS adalah konsumen minyak terbesar di dunia. Saat ekonomi AS bergeliat, maka permintaan energi akan naik. Jadi wajar saja harga minyak ikut terungkit.


(aum/aum)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bayang-Bayang Krisis Energi di Tengah Konflik Israel-Iran

Pages