Kabar Baik, Ini Bukti 98,5% Warga RI Punya Antibodi Covid-19

Maesaroh, CNBC Indonesia
Kamis, 11/08/2022 19:49 WIB
Foto: Pengunjung mall mengantri untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga covid-19 di mall Bale Kota Tangerang, Banten, Selasa 19/07. Pemerintah resmi memberlakukan wajib vaksin booster atau dosis ketiga untuk masuk mal atau area publik lainnya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia- Survei serologi antibodi pada Juli 2022 menunjukkan 98,5% penduduk Indonesia berusia 1 tahun ke atas sudah mempunyai antibodi SARS CoV-2. Masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi booster memiliki antibodi tertinggi dibandingkan yang lain.

Jumlah masyarakat yang mempunyai antibodi lebih besar dibandingkan survei pada Desember 2021 yang tercatat 87,8%. Survei juga menunjukkan antibodi SARS CoV-2 yang dimiliki masyarakat Indonesia sangat beragam.


Masyarakat yang mendapatkan vaksinasi terakhirnya pada Januari-Juli 2022 memiliki kadar antibodi yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang vaksinasi terakhirnya sebelum tahun 2022. Masyarakat yang menambah dosis vaksin mereka diketahui akan memiliki kadar antibodi yang lebih tinggi dibanding penduduk dosis vaksinasi tetap atau tidak berdambah dosisnya.

Mereka yang telah mendapatkan vaksinasi booster juga memiliki rerata kenaikan kadar antibodi tertinggi dibanding kelompok lainnya.

"Hasil sero-survei Juli 2022 menunjukkan pentingnya dilakukan vaksinasi berulang untuk mempertahankan manfaat antibodi dalam memperkecil risiko kematian," tulis Kementerian Kesehatan dalam Survei Serologi SARS Cov di Indonesia, Juli 2022.

Masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinsi booster memiliki rerata kadar antibodi sebesar 4841,7 U/ml. Sementara itu, mereka yang baru mendapatkan vaksin dosis 1 tercatat 1801,1 U/ml.

Untuk setiap kelompok dosis vaksinasi yang disurvei, hanya sekitar 50% yang mengalami kenaikan dosis. Namun, kenaikan pesat terjadi pada jumlah kelompok masyarakat yang sudah mendapatkan booster.

Pada survei Juli 2022, 22,6% sampel sudah mendapatkan vaksinasi booster. Sementara pada Desember 2021 hanya 0,5%.

Meskipun sampai saat ini belum ada hasil penelitian yang menyatakan waktu ideal sebagai jarak vaksin, jarak antar vaksin diperkirakan enam bulan. Adapun untuk pelaksanaan sero survey dilakukan berdasarkan wilayah aglomerasi sebanyak 514 desa/kelurahan, dan wilayah non- aglomerasi yang terdiri dari 580 desa/kelurahan.

Target sampel sebanyak 20.501 namun yang terkumpul 17.315 dan yang dianalisis sebanyak 17.315.


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Covid-19 Kian Dianggap Biasa, Masyarakat Diminta Tetap Waspada