
Sri Mulyani Rancang Skenario Terburuk, Jaga-jaga BBM Naik!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyiapkan skenario terburuk apabila harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya pertalite diharuskan naik pada tahun ini.
Skenario yang dimaksud adalah pemberian bantuan sosial (bansos) tambahan kepada masyarakat kelas bawah. Dananya bersumber dari sisa program penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN) dengan jumlah Rp 18 triliun.
"Kalau presiden menyampaikan situasinya, cadangan-cadangan bansos ini tadinya didesain apabila guncangan harga BBM dan listrik dan tak tertahan atau adjustment sehingga butuh bansos tambahan," ungkapnya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (11/8/2022).
Sejauh ini beberapa indikator yang mempengaruhi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik sudah berada di atas asumsi. Antara lain harga minyak dunia, yang berada di atas US$ 106,7 per barel untuk rata-rata tahunan.
Kemudian nilai tukar rupiah, yang rata-rata sudah berada di level Rp 14.552, juga di atas asumsi pemerintah.
Hal lain yang turut mempengaruhi adalah volume BBM yang hampir melampaui kuota. Kuota BBM Pertalite hingga akhir tahun ini hanya tersisa 6,2 juta KL dari kuota tahun ini yang ditetapkan sebesar 23 juta KL.
"Jadi karena harga volatile, ini guncangannya banyak riak-riak yang harus dinetralisir atau amankan. Kondisi ini yang menyebabkan dan melihat APBN fleksibel sesuai UU APBN," paparnya.
Sri Mulyani memastikan pengelolaan APBN akan dilakukan dengan berhati-hati. Sehingga tujuan untuk pemulihan ekonomi hingga kesehatan APBN tetap terjaga.
"Situasi-situasi ini terus kita monitor dan dalam pos akan kelola hati-hati sehingga tujuan nasional terjaga," tegas Sri Mulyani.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Harga Pertamax Cs Tinggi, Waspada Migrasi Ke Pertalite