UMKM di Tangan Perempuan Lebih Banyak Bertahan Saat Pandemi
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dan otoritas memandang perempuan memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Terlihat dari perannya dalam pemberdayaan UMKM yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, peran perempuan sangat penting dalam perekonomian domestik, baik dalam skala rumah tangga maupun nasional.
Perempuan yang sehat dan teredukasi, kata dia akan menciptakan generasi berikutnya, dengan didikannya akan sangat menentukan kualitas bangsa tersebut.
"Peranan perempuan di dalam sebuah negara akan sangat menentukan kemajuan negara tersebut," jelas Sri Mulyani dalam The 1st International Conference on Women & Sharia Community Empowerment, Kamis (11/8/2022).
Banyak perempuan yang harus melakukan kegiatan ekonomi, yang tidak selalu identik dengan karir di luar rumah. Bahkan di dalam rumah juga tetap menjaga dan memelihara ekonomi mereka.
"Mereka-mereka ini bagian dari UMKM yang banyak sekali di Indonesia. Sebanyak 64 juta UMKM di Indonesia adalah bagian dari perekonomian yang sangat-sangat giat di dalam menentukan kesempatan kerja dan giat pemerataan kesejahteraan," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung menjelaskan, berdasarkan survei BI dari sekira 65,5 juta UMKM yang ada di Indonesia, 65% dimiliki atau dikelola oleh perempuan.
"Mayoritas bergerak di bidang usaha makanan, minuman, dan busana. Selama pandemi Covid-19, jumlah UMKM yang bertahan lebih banyak dikelola oleh perempuan dibandingkan dengan yang dikelola laki-laki," jelas Juda Agung dalam The 1st International Conference on Women & Sharia Community Empowerment, Kamis (11/8/2022).
Survei BI juga mencatat, perempuan memiliki peran sangat penting bagi perekonomian, mengingat jumlahnya yang sangat banyak. Sehingga pemberdayaan perempuan pemilik dan pelaku UMKM juga turut mendorong perekonomian lebih luas.
"Pemberdayaan perempuan dalam ekonomi akan meningkatkan kapasitas perekonomian 20% hingga 25%. Pemberdayaan ini bukan hanya pada pertumbuhan ekonomi, tapi juga memberikan efek tambahan dalam pengurangan kemiskinan, peningkatan ketahanan pangan, dan kesejahteraan masyarakat," jelas Juda.
(cap/mij)