Ada Kabar Gak Enak dari Rusia-Ukraina, Ini Kata Kemendag
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan mengatakan, perdagangan Indonesia dengan Rusia masih berjalan di tengah perang Rusia-Ukraina yang masih berlanjut. Menurut Kasan, nilai impor dari Rusia tercatat naik 65%.
"Tidak terlalu terpengaruh bilateral perdagangan kita dengan Rusia, yang terpengaruh itu dengan Ukraina," katanya kepada CNBC Indonesia dalam Economic Updates, Kamis (11/8/2022).
Sementara imbas perang terhadap perdagangan RI dengan Ukraina, membuat nilai ekspor anjlok begitu juga dengan impor.
"Ekspor kita (dengan Ukraina) drop 80%, impor kita drop 45%. Dengan Rusia tidak ada penurunan yang signifikan baik ekspor maupun impor," jelasnya.
Meski begitu Kasan menjelaskan, sebenarnya porsi atau share perdagangan RI dengan Rusia ataupun Ukraina masih kecil, tidak sampai 1% dari total ekspor. Salah satu komoditas yang terdampak adalah gandum.
Meski lanjutnya, ada efek tidak langsung dari perang yang terjadi dari sisi harga di mana harga pangan seperti gandum meningkat, juga harga energi.
"Begitu perang maka salah satu komoditas yang terdampak dari Ukraina adalah impor gandum. Dengan Rusia kita perdagangan setelah perang masih tetap berjalan karena masih ada produk yang diimpor seperti besi baja dan pupuk," katanya.
"Jadi imbas perang ini tidak langsung kita rasakan," pungkas Kasan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap kabar kurang mengenakkan dari hasil pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Mulanya, Jokowi menceritakan bagaimana ancaman krisis pangan begitu nyata imbas perang Rusia-Ukraina. Di dunia, sudah terjadi kenaikan harga pangan, salah satunya adalah komoditas gandum yang naik sampai 30-40%.
(dce)