
Babi Bikin Pening, Buat Inflasi China Melejit

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi China terus merangkak naik dan telah mencapai level tertinggi dalam 2 tahun terakhir pada Juli 2022.
Inflasi China pada Juli 2022 tercatat sebesar 2,7% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari inflasi pada Juni 2022 sebesar 2,5%.
Berdasarkan Biro Statistik Nasional China yang dirilis Rabu (10/8/2022), inflasi Juli 2022 tersebut jadi yang tertinggi dalam 2 tahun terakhir, tepatnya Juli 2020. Namun, besarannya masih berada di bawah proyeksi pasar sebesar 2,9%.
"Inflasi naik secara tahunan karena kenaikan harga daging babi, sayuran segar, dan makanan lainnya, serta faktor musiman", kata ahli statistik senior NBS Dong Lijuan dalam sebuah pernyataan, mengutip AFP, Kamis (11/8/2022).
Harga makanan naik 6,3% dalam setahun, dengan daging babi melonjak 20,2% pada Juli.
Harga daging pokok naik sebagian karena keengganan beberapa petani untuk menjual dan peningkatan permintaan di pasaran.
Selain itu, harga bahan bakar juga lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu, kendati tingkat pertumbuhannya telah menurun.
"Tingkat utama telah terangkat oleh inflasi bahan bakar dan, baru-baru ini, rebound inflasi makanan," kata Julian Evans-Pritchard, ekonom senior China di Capital Economics dalam laporan baru-baru ini.
Namun, dia memperkirakan bahwa pasar tenaga kerja yang lemah mungkin akan melemahkan tekanan harga sehingga inflasi akan turun akhir tahun ini.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inflasi China Juli 'Hanya' 2,7%, di Bawah Ekspektasi