'Durian Runtuh' Tak Akan Terulang Lagi, RI Bakal Nyungsep?

Menteri Keuangan Sri Mulyani indrawati mengungkapkan, lonjakan harga komoditas Internasional yang menimpa Indonesia bak 'durian runtuh' tidak akan berulang lagi pada tahun depan.
"Ini tidak akan berulang atau setinggi ini tahun depan," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers usai rapat kabinet, Senin (8/8/2022).
Komoditas yang alami lonjakan harga antara lain batu bara, bauksit, nikel, tembaga hingga kelapa sawit. Situasi ini terjadi akibat meletusnya perang Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu.
Sejauh ini, penerimaan pajak akibat lonjakan harga komoditas telah mencapai Rp 279 triliun. Kemudian penerimaan pada bea keluar juga melonjak hingga Rp 48,9 triliun, khususnya dari minyak kelapa sawit (CPO).
"Jadi tidak akan terulang pada level setinggi ini," jelasnya.
Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan RAPBN 2023 dan Nota Keuangan ke DPR pada 16 Agustus 2022. Kondisi global terkini akan menjadi salah satu pertimbangan pemerintah dalam menyusun RAPBN.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan juga mulai was-was, adanya gejolak ekonomi dunia akan berdampak terhadap penerimaan negara ke depan. Bahkan pada Semester II-2022 kemungkinan tidak akan tumbuh sekuat pada Semester I-2022.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo dalam media briefing di kantornya, Selasa (2/8/2022).
"Di Semester II-2022, kami perkirakan pertumbuhan (pajak) sejalan dengan perkembangan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dunia dan menjadi titik kita, kemungkinan ada rembesan ke dalam negeri. Pengaruh ke ekonomi akan memberikan dampak ke penerimaan pajak," ujar Suryo.
"Kami ekspektasikan memang mungkin agak sedikit kekuatan pertumbuhannya (di semester II-2022) mengingat semester I basis juga lebih rendah, mungkin semester II-2022 kekuatan pertumbuhan kalau kita bandingkan dengan semester II-2021 memang mungkin agak sedikit berbeda," kata Suryo lagi.
Lagipula kata Suryo harga komoditas global yang saat ini menjadi penopang penerimaan negara tidak akan seterusnya tinggi.
"Kita tidak akan pernah tahu harga komoditas akan tinggi sampai kapan. Jadi, kami optimis dan waspada terhadap pergerakan harga komoditas yang akan kita ikuti dari waktu ke waktu," jelas Suryo.
Sebagai informasi, total penerimaan pajak sepanjang semester I-2022 (Januari-Juni) mencapai Rp 868,3 triliun. Realisasi tersebut naik 55,7% atau jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya tumbuh 5%.
(cap/mij)[Gambas:Video CNBC]