Internasional

Xi Jinping Pening! Covid China Tembus 1000, Muncul Virus Baru

sef, CNBC Indonesia
10 August 2022 11:00
Warga mengenakan masker pelindung berbicara dengan petugas keamanan dan pekerja dengan pakaian pelindung di area berpagar di mana pembatasan untuk mengekang penyakit virus corona (COVID-19) diberlakukan, di Shanghai, Cina 6 Juni 2022. (REUTERS/ALY SONG)
Foto: Warga mengenakan masker pelindung berbicara dengan petugas keamanan dan pekerja dengan pakaian pelindung di area berpagar di mana pembatasan untuk mengekang penyakit virus corona (COVID-19) diberlakukan, di Shanghai, Cina 6 Juni 2022. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia - China mencatat 1.000 kasus Covid-19 sehari. Dari data yang dirilis Komisi Kesehatan Nasional, Rabu (10/9/2022), ada 1.094 infeksi baru, terdiri dari 444 dengan gejala dan 650 tanpa gejala.

Rekor ini terjadi setelah Selasa, Negeri Tirai Bambu mencatat 939 kasus sehari, terdiri dari 393 kasus bergejala dan 540 tidak. Perlu diketahui, China membedakan perhitungan simtomatik dan asimtomatik.

Dalam rilis yang sama, China tidak mencatat adanya kematian baru. Ini membuat angka kematian masih tetap berada di 5.226 dengan 232.109 kasus bergejala.

Mengutip Reuters, Shanghai dan Beijing sendiri mencatat nol kasus. Namun titik hotspot penyebaran kini berada di Pulau Hainan.

Per Senin, pulau resor yang berada di Laut China Selatan (LCS) itu telah melaporkan lebih dari 1.400 infeksi menular domestik bulan ini. Ini termasuk 982 kasus yang bergejala.

Penguncian bahkan dilakukan di beberapa titik. Termasuk Sanya dan Qionghai.

Muncul Virus Baru Bukan Covid Menular ke Manusia

Sementara itu, provinsi Shandong di timur dan provinsi Henan di tengah China melaporkan adanya jenis baru dari Henipavirus yang berasal dari hewan. Virus yang juga bernama Langya henipavirus (LayV) ini dapat menginfeksi manusia.

Menurut sebuah artikel dalam New England Journal of Medicine (NEJM) yang diterbitkan oleh para ilmuwan dari China dan Singapura, virus ini dilaporkan telah menginfeksi 35 orang di kedua provinsi tersebut. Global Times menulis , jenis baru Henipavirus ditemukan dalam sampel usap tenggorokan dari pasien demam di China timur dengan riwayat kontak dengan hewan dalam beberapa waktu terakhir.

Para ahli yang berpartisipasi dalam penelitian ini menyebut, orang yang terinfeksi memiliki sejumlah gejala. Termasuk demam, kelelahan, batuk, anoreksia, mialgia, dan mual.

Henipavirus adalah salah satu penyebab zoonosis penting yang muncul di kawasan Asia-Pasifik. Media yang berbasis di Shanghai, thepaper, mencatat bahwa virus Hendra (HeV) dan virus Nipah (NiV) dari genus ini diketahui menginfeksi manusia dengan kelelawar buah sebagai inang alami kedua virus tersebut.

Henipavirus dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan dan manusia dan diklasifikasikan sebagai virus biosafety Level 4 dengan tingkat kematian kasus antara 40-75%, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Virus ini jauh lebih tinggi daripada tingkat kematian Covid-19.

Namun, saat ini tidak ada vaksin atau pengobatan untuk Henipavirus. Satu-satunya pengobatan adalah perawatan suportif untuk menyembuhkan gejala komplikasi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Maroko Resmi Tolak Masuk Pelacong Asal China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular