
Jerman Babak Belur karena Rusia-Ukraina, Kontraksi Rp4 Ribu T

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Jerman diprediksi akan mengalami kontraksi serius akibat serangan Rusia ke Ukraina. Nilai kontraksi ini pun diproyeksikan mencapai US$ 265 miliar atau hampir setara Rp 4 ribu triliun.
Ini terungkap dari studi oleh Institute for Employment Research (IAB). Angka tersebut didapatkan dari potensi hilangnya nilai tambah atau value-added yang dapat dikembangkan negara itu hingga 2030 mendatang.
IAB mengatakan hal ini diakibatkan oleh kenaikan harga energi pasca krisis yang dipicu perang Rusia dan Ukraina. Jerman sebelumnya menggantungkan hingga 40% pasokan energinya pada Rusia dan krisis ini dirasa mampu membawa negara itu menuju pengangguran yang meningkat.
"Tingkat pekerjaan diperkirakan akan tetap di sekitar tingkat ini sampai tahun 2026, ketika langkah-langkah ekspansif secara bertahap akan mulai lebih besar daripada efek negatifnya dan mengarah pada nilai tambah sekitar 60.000 orang yang dipekerjakan pada tahun 2030," tulis lembaga itu dalam rilisnya, Selasa (9/8/2022), yang diwartakan Reuters.
Salah satu industri yang diprediksi rugi besar adalah industri perhotelan. Industri ini sudah terpukul keras oleh pandemi virus corona dan kemungkinan akan merasakan sedikit penurunan daya beli konsumen.
Selain itu, sektor-sektor padat energi seperti industri kimia dan produksi logam, juga kemungkinan besar akan terpengaruh.
"Jika harga energi, yang sejauh ini melonjak 160%, menjadi dua kali lipat lagi, output ekonomi Jerman 2023 akan hampir 4% lebih rendah daripada tanpa perang," menurut penelitian tersebut.
"Di bawah asumsi ini, 660.000 lebih sedikit orang akan dipekerjakan setelah tiga tahun dan masih 60.000 lebih sedikit pada 2030."
Sejauh ini aliran gas dari Rusia ke Jerman sendiri diketahui telah terpotong cukup banyak. Rusia menyalahkan kondisi ini pada sanksi Uni Eropa (UE) yang melarang turbin salah satu pipa gasnya, Nord Stream I, tidak dapat dikembalikan setelah perbaikan dari Kanada.
Namun Jerman bersama negara Benua Biru lainnya seperti Italia menyebut ini sebagai manuver balas dendam Moskow. Pasalnya, Eropa mengambil langkah menentang serangan ke Ukraina itu dan menjatuhkan deretan sanksi ekonomi terhadap Rusia agar tak mampu membiayai aksi militer ke wilayah Kyiv.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Putin! Jerman Siap Kirim Senjata Mematikan ke Ukraina