
Anies Vs Ganjar, Ekonomi Siapa Paling Juara?

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pemulihan ekonomi Indonesia masih berlanjut pada kuartal II-2022. Bahkan lebih tinggi dari yang diperkirakan, yaitu 5,44% (year on year/yoy)
Pemulihan ekonomi juga terjadi di seluruh daerah. DKI Jakarta dan Jawa Tengah merupakan dua daerah yang menopang perekonomian nasional. Gubernur pada daerah tersebut, yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo juga kini menjadi sorotan publik sebab dianggap berpotensi menjadi calon Presiden.
Lalu siapakah yang juara, Anies atau Ganjar?
Provinsi DKI Jakarta terus berlanjut pada Kuartal II-2022, mencapai 5,59% dibandingkan Kuartal II-2021. Realisasi pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2022 di DKI Jakarta tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi nasional pada Kuartal II-2022 yang mencapai 5,44% (year on year).
BPS bilang, peningkatan aktivitas masyarakat pada momen Ramadhan, Idul Fitri, dan Paskah, serta penyelenggaraan berbagai acara, baik berskala nasional maupun internasional, menjadi pendorong utama bergeraknya perekonomian di Jakarta.
Selain itu, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), menurut BPS turut menjadi katalis positif bagi peningkatan permintaan masyarakat, dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi.
"Dari sisi pengeluaran, seluruh komponen tumbuh positif, kecuali pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P)," jelas BPS dalam laporannya, dikutip Selasa (9/8/2022).
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) yakni 6,11%.
Pertumbuhan PK LNPRT tersebut seiring dengan peningkatan aktivitas lembaga sosial dan aktivitas organisasi keagamaan dalam merayakan Ramadhan, Idul Fitri, dan Paskah, bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kemudian, pada tahun ini perayaan hari besar dan berbagai acara sudah bisa dilaksanakan secara tatap muka, dengan tetap menaati protokol kesehatan.
"Selain itu, meningkatnya aktivitas partai politik berupa rakernas dan rakerda dalam rangka persiapan pemilu (pemilihan umum) turut mendorong pertumbuhan komponen ini (PK LNPRT)," jelas BPS.
Komponen dengan pertumbuhan terbesar kedua adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 5,78%. Pertumbuhan komponen ini antara lain didorong oleh meningkatnya kegiatan sektor konstruksi dan impor barang modal. Hal ini juga didukung oleh peningkatan belanja modal pemerintah.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) tumbuh 5,27 yang didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat pada kelompok hotel dan restoran; kelompok transportasi dan komunikasi; dan kelompok barang dan jasa lainnya.
Hal tersebut seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat pada libur hari raya lebaran yang cukup panjang. Selain itu, peningkatan PK-RT juga tercermin dari meningkatnya impor barang konsumsi.
Dari sisi produksi, hampir seluruh sektor ekonomi tumbuh positif, di antaranya jasa kesehatan dan kegiatan sosial, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, dan jasa lainnya.
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 15,66%. Kinerja sektor jasa kesehatan dan kegiatan Sosial masih cukup tinggi. Hal ini didukung oleh peningkatan jasa pelayanan kesehatan masyarakat dan belanja pemerintah pada fungsi kesehatan.
Pembatasan aktivitas yang semakin longgar menyebabkan mobilitas masyarakat meningkat.
"Hal tersebut bertepatan dengan libur hari raya dan banyaknya event yang diselenggarakan di Jakarta, seperti Jakarta Fair dan berbagai event pertandingan olahraga berskala internasional yang mendorong kinerja jasa lainnya tumbuh 15,12%," jelas BPS.
Mobilitas masyarakat yang meningkat juga tercermin dari peningkatan jumlah pengunjung taman hiburan dan rekreasi. Kondisi tersebut juga menstimulasi kinerja sektor perdagangan yang tumbuh 8,25%.
Meskipun demikian, terdapat beberapa lapangan usaha yang terkontraksi yaitu pertambangan dan penggalian,
pengadaan air, dan jasa pendidikan.
Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II 2022 tumbuh 5,66% (yoy), meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 5,12% (yoy) dan lebih baik dibandingkan perekonomian nasional. Berdasarkan sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah berasal dari konsumsi rumah tangga (RT) dan Ekspor luar negeri.
Sementara dari sisi lapangan usaha (LU), sumber pertumbuhan terbesar PDRB Jawa Tengah berasal dari LU transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, serta pertanian.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga (RT) dan ekspor luar negeri merupakan sumber pertumbuhan ekonomi ditriwulan II 2022, sementara konsumsi pemerintah dan investasi masih terkontraksi. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 6,14% (yoy) dan memberikan andil sebesar 3,62%. Perbaikan konsumsi RT seiring dengan peningkatan konsumsi pada periode bulan puasa dan Idul Fitri, liburan sekolah, dan peningkatan mobilitas masyarakat paska pelonggaran PPKM.
Selain itu, sejumlah kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia seperti relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), loan to value (LTV) properti dan kendaraan bermotor, serta Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), juga turut menjaga perbaikan konsumsi.
Ekspor luar negeri tumbuh sebesar 35,01% (yoy), didorong oleh peningkatan ekspor migas sebesar 136,05% (yoy). Sementara itu, ekspor non migas Jawa Tengah tumbuh sebesar 22,94% (yoy) termoderasi dibandingkan triwulan sebelumnya (30,37%; yoy).
Moderasi ekspor non migas disebabkan oleh penurunan ekspor produk kayu dan furnitur akibat kendala sertifikat ecolabel Forest Stewardship Council (FSC), dan penurunan permintaan negara mitra dagang terutama Amerika Serikat. Sementara itu, impor luar negeri Jawa Tengah melambat (dari tumbuh 14,69%; yoy menjadi 9,00%; yoy), terutama pada impor bahan baku dan barang konsumsi.
Selanjutnya, konsumsi pemerintah masih mengalami kontraksi 3,55% (yoy), lebih dalam dari triwulan sebelumnya sebesar -1,16% (yoy). Hal tersebut disebabkan oleh penurunan belanja barang dan jasa sebagai dampak penyesuaian kontrak pengadaan barang dan jasa akibat kenaikan PPN 11%, serta keterbatasan ketersediaan barang pada e-catalog. Kinerja investasi juga terkontraksi 0,66% lebih dalam dibanding triwulan sebelumnya (-0,24%; yoy).
Dari sisi domestik, kontraksi investasi disebabkan oleh penundaan penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) diantaranya akibat perubahan desain, serta penerbitan izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Sementara dari sisi eksternal, investor cenderung wait and see akibat ketidakpastian kondisi global paska normalisasi suku bunga kebijakan bank sentral Amerika Serikat.
Dari sisi lapangan usaha (LU), sumber pertumbuhan terbesar PDRB Jawa Tengah berasal dari LU transportasi dan pergudangan (tumbuh 89,34%; yoy), serta LU penyediaan akomodasi dan makan minum (tumbuh 18,44%; yoy), seiring penerapan kebijakan pelonggaran mudik. LU pertanian juga menjadi sumber pertumbuhan dengan tumbuh 4,93% (yoy), didorong oleh panen jagung di wilayah sentra Jawa tengah dan implementasi indeks pertanaman IP400 pada tanaman padi. Namun demikian, kinerja LU industri pengolahan sebagai LU utama Jawa Tengah melambat, dari tumbuh 4,78% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 4,06% (yoy) pada triwulan ini.
Perlambatan tersebut disebabkan oleh permintaan global yang cenderung menurun akibat kenaikan inflasi pada negara mitra dagang Jawa Tengah terutama Amerika Serikat, serta sikap proteksionisme beberapa negara produsen pupuk dan pangan. Sektor utama Jawa Tengah yang lain yaitu LU perdagangan tumbuh 3,30% (yoy), juga melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (3,82%; yoy), disebabkan rata-rata penjualan stok ramadhan sudah terjual pada triwulan I 2022.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anies-Ganjar-RK Digosipin Nyapres, Ekonomi Daerahnya Gimana?