RI Pulih! Tak Ada Lagi Daerah yang Ekonominya Negatif

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah situasi krisis global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II-2022 tumbuh 5,44% dibandingkan Kuartal I-2021 (year on year/yoy). Pertumbuhan terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia.
Mengacu terhadap data Badan Pusat Statistik (BPS), semua provinsi berhasil mencatatkan pertumbuhan positif. Pertumbuhan ekonomi yang tertinggi tercatat di kawasan Timur Indonesia.
Wilayah Maluku tercatat pertumbuhan ekonominya pada Kuartal II-2022 mencapai 27,74% (yoy), disusul Papua dengan pertumbuhan 14,38% (yoy). Namun, kawasan ini hanya menyumbang masing-masing 0,28% dan 1,38% terhadap perekonomian nasional.
"Sumber pertumbuhan di kawasan ini (Maluku dan Papua) berasal dari sektor pertambangan yang memberi andil 7,38% dan lapangan usaha industri dengan andil 2,66%," jelas Kepala BPS Margo Yuwono, dikutip Senin (8/8/2022).
Adapun pertumbuhan ekonomi di provinsi lainnya secra tahunan, yakni di Kalimantan Tengah, dengan pertumbuhan 11,17%, Sulawesi Tengah 7,31%, Sulawesi Tenggara 6,09%, Papua Barat 6,07%, Nusa Tenggara Barat 5,99%, Sulawesi Utara 5,93%, dan Kalimantan Selatan 5,81%.
Kemudian pertumbuhan ekonomi di Provinsi lainnya yakni Sulawesi Barat 2,13%, Nusa Tenggara Timur 3,01%, Kalimantan Timur 3,03%, Aceh 4,36%, Kalimantan Barat 4,45%, Sumatra Utara 4,7%, Bengkulu 4,76%, Maluku 4,81%.
Lalu Riau dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,88%, Kalimantan Utara dan Gorontalo masing-masing 4,91%, Kepualuan Riau 5,01%, Sumatra Barat 5,08%, Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan masing-masing tumbuh 5,18%, Yogyakarta 5,2%.
Kemudian realisasi pertumbuhan pada Kuartal II-2022 secara tahunan (yoy) di Kepulaua Bangka Belitung 5,21%, Lampung 5,22%, Jambi 5,41%, disusul Jakarta 5,59%, Jawa Tengah 5,66%, Jawa Barat 5,68%, Banten 5,7%, Jawa Timur 5,74%,
Meski mayoritas pertumbuhan paling tinggi berada di kawasan Indonesia Timur, namun BPS masih menyoroti ekonomi Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Hal ini tercermin dari andil Pulau Jawa ke pertumbuhan ekonomi nasional pada Kuartal II-2022 yang sebesar 56,55%.
Di Bali dan Nusa Tenggara, pertumbuhan ekonomi mencapai 3,95% (yoy), dengan sektor utama pendorong pertumbuhan kawasan ini yakni pertambangan dengan andil 1,24% dan sektor akomodasi dan makanan minuman 0,73%.
Khusus di Bali, meskipun pertumbuhannya sudah mencapai 3,04% (yoy) pada Kuartal II-2022, namun BPS menilai pertumbuhan ekonomi Bali belum kembali ke level sebelum pandemi.
"Bali sudah tumbuh 3,04% (yoy) pada kuartal kedua, tetapi belum kembali ke level sebelum pandemi," jelas Margo.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Depan DPR, Jokowi Pamer Ekonomi RI Tumbuh 5% di 7 Kuartal