Harga Barang Makin Mahal, Alarm Tanda Bahaya Mulai Menyala!

Maesaroh, CNBC Indonesia
09 August 2022 12:48
Kesibukan aktivitas pembeli dan pedagang di Pasar Tradisional Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 2/4. Jelang memasuki Ramadhan pada esok hari harga sayuran mengalami kenaikan. (Cnbc Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Kesibukan aktivitas pembeli dan pedagang di Pasar Tradisional Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 2/4. Jelang memasuki Ramadhan pada esok hari harga sayuran mengalami kenaikan. (Cnbc Indonesia/Muhammad Sabki)

BI juga memperkirakan sejumlah kelompok barang akan mengalami kenaikan penjualan pada Juli tahun ini dibandingkan bulan sebelumnya yakni kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, kelompok sandang, serta barang budaya dan rekreasi. Mayoritas kelompok barang diperkirakan mengalami lonjakan penjualan pada Juli 2022 dibandingkan Juli 2021. Pertumbuhan tertinggi dicatat kelompok bahan bakar kendaraan bermotor (66,9%), barang budaya dan rekreasi (11,6%), dan suku cadang dan aksesori (34,6%).

Bank Indonesia memperkirakan penjualan eceran pada September dan Desember (3 dan 6 bulan yang akan datang) akan meningkat. Indeks ekspektasi penjualan (IEP) September dan Desember 2022 masing-masing tercatat 149,6 dan 157 atau naik dibandingkan 147,1 dan 152,3 pada bulan sebelumnya.

Dari sisi harga, survei BI memperkirakan tekanan inflasi pada September dan Desember 2022 (3 dan 6 bulan mendatang) akan meningkat. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) September dan Desember masing-masing tercatat 137,5 dan 138,5, naik dibandingkan  127,5 dan 132,1 pada bulan sebelumnya. Sebagai catatan, Desember terdapat Perayaan Natal dan Tahun Baru sehingga secara historis, penjualan barang dan inflasi akan melonjak.

Ekonom BCA Lazuardin Thariq H. dan Barra Kukuh Mamia dalam laporannya Solidifying Momentum Amid Mounting Uncertainties menyatakan pemulihan penjualan ritel belum terjadi pada semua kelompok barang.

"Penjualan ritel memang seperti sudah pulih tetapi pertumbuhannya terbatas kepada barang kebutuhan dasar seperti makanan dan bahan bakar. Sebaliknya, penjualan barang tidak mendesak dan bukan kebutuhan sehari-hari seperti peralatan komunikasi sulit sekali bergerak naik.

"Jika kita mencermati lebih dekat maka kita bisa lihat jika pengeluaran untuk kebutuhan dasar tumbuh sangat cepat tetapi untuk konsumsi leisure seperti hotel dan restoran masih lambat," sebut Barra.

Barra mengingatkan kenaikan harga pada konsumen tingkat akhir kemungkinan akan meningkat ke depan. Pasalnya, pelaku bisnis akan membebankan kenaikan harga kepada konsumen. Kondisi ini semakin menekan pengeluaran untuk barang non-esensial.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular