Sri Mulyani: 'Durian Runtuh' Tak Akan Terulang Lagi di 2023

Chandra Asmara, CNBC Indonesia
08 August 2022 15:23
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait Sidang Kabinet Paripurna, Kantor Presiden, 8 Agustus 2022. (Tangkapan Layar Via Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait Sidang Kabinet Paripurna, Kantor Presiden, 8 Agustus 2022. (Tangkapan Layar Via Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani indrawati mengungkapkan, lonjakan harga komoditas Internasional yang menimpa Indonesia bak 'durian runtuh' tidak akan berulang lagi pada tahun depan.

"Ini tidak akan berulang atau setinggi ini tahun depan," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers usai rapat kabinet, Senin (8/8/2022)

Komoditas yang alami lonjakan harga antara lain batu bara, bauksit, nikel, tembaga hingga kelapa sawit. Situasi ini terjadi akibat meletusnya perang Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu.

Sejauh ini, penerimaan pajak akibat lonjakan harga komoditas telah mencapai Rp 279 triliun. Kemudian penerimaan pada bea keluar juga melonjak hingga Rp 48,9 triliun, khususnya dari minyak kelapa sawit (CPO).

"Jadi tidak akan terulang pada level setinggi ini," jelasnya.

Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan RAPBN 2023 dan Nota Keuangan ke DPR pada 16 Agustus 2022. Kondisi global terkini akan menjadi salah satu pertimbangan pemerintah dalam menyusun RAPBN.

Diketahui sebelumnya Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyepakati Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF) 2023. Ini akan menjadi rancangan awal dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.

Secara rinci, asumsi dasar ekonomi makro dalam RAPBN 2023 yang disepakati pemerintah dan Banggar DPR meliputi:

1. Pertumbuhan ekonomi di rentang 5,3% yoy hingga 5,9% yoy

2. Inflasi di kisaran 2,0% yoy hingga 4,0% yoy

3. Nilai tukar rupiah di kisaran Rp 14.300 per dolar AS hingga Rp 14.800 per dolar AS

4. Tingkat bunga SUN 10 tahun di kisaran 7,34% hingga 9,16%

5. Harga minyak mentah Indonesia di kisaran US$ 90 per barel hingga US$ 110 per barel

6. Lifting minyak bumi di kisaran 660 ribu barel per hari hingga 680 ribu barel per hari

7. Lifting gas bumi di kisaran 1.050 hingga 1.150 ribu barel setara minyak per hari

Target Pembangunan

Tingkat Kemiskinan 7,5-8,5%

Tingkat Pengangguran Terbuka 5,3-6%

Rasio Gini 0,375-0,378

Indeks Pembangunan Manusia 73,31-73,49

Nilai Tukar Petani 105-107

Nilai Tukar Nelayan 107-108

Berikut postur makro fiskal 2023 (PDB):

Pendapatan negara 11,19%-12,24%

  • Perpajakan 9,30-10%
  • PNBP 1,88-2,22%
  • Hibah 0,01-0,02%

Belanja Negara 13,80-15,10%

  • Belanja pusat 9,85-10,90%
  • Transfer ke daerah 3,95-4,20%

Defisit keseimbangan primer 0,46-0,61%

Defisit anggaran 2,61-2,85%

Pembiayaan SBN Netto 2,93-3,95%

Rasio utang 40,58-42,35%


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani: APBN Jadi Shock Absorber Demi Rakyat

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular