Internasional

Asia Terancam Krisis Energi, Tetangga RI Kurangi Ekspor LNG

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 August 2022 10:45
FILE PHOTO: An LNG tanker is seen off the coast of Singapore February 3, 2017. REUTERS/Gloystein/File Photo/File Photo/File Photo
Foto: An LNG tanker is seen off the coast of Singapore February 3, 2017. REUTERS/Gloystein/File Photo/File

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar gas Asia-Pasifik kembali mengalami pukulan setelah produsen gas alam utama Australia memberi isyarat potensi pengurangan ekspor gas alam cair (LNG) ke kawasan tersebut.

Australia sendiri sedang mencari untuk memangkas penjualan luar negeri demi konsumsi domestik menjelang proyeksi kekurangan pasokan lokal tahun depan.

Pekan lalu Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) meminta Canberra untuk melindungi pasokan gas domestik dan mengekang ekspor LNG setelah pantai timur negara itu dapat menghadapi kekurangan 56 petajoule gas tahun depan.

"Untuk melindungi keamanan energi di pantai timur, kami merekomendasikan Menteri Sumber Daya untuk memulai langkah pertama Mekanisme Keamanan Gas Domestik Australia (ADGSM)," kata Ketua ACCC Gina Cass-Gottlieb pekan lalu, melansir CNBC International, Senin (8/8/2022).

"Kami juga sangat mendorong eksportir LNG untuk segera meningkatkan pasokan mereka ke pasar (lokal)," tambahnya.

Sementara sebagian besar penjualan LNG ke pembeli luar negeri dilakukan melalui kontrak jangka panjang, produsen LNG Australia juga menjual LNG ad-hoc dan non-kontrak di pasar spot. Negara-negara tanpa kemampuan untuk mencapai kontrak jangka panjang yang kompetitif dipaksa untuk membelinya di pasar spot.

Pasokan LNG inilah yang menurut ACCC, produsen harus menghindari penjualan ke pasar luar negeri, yang saat ini dipenuhi pembeli yang kekurangan gas, dan menyimpannya untuk konsumen lokal.

Sebagian besar gas yang digunakan di pantai timur Australia diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang juga merupakan eksportir LNG ke Asia-Pasifik dan negara-negara lain. ADGSM menghentikan produsen-produsen ini untuk mengekspor LNG jika terjadi kekurangan di dalam negeri.

Di sisi lain, selama berbulan-bulan kawasan Asia-Pasifik telah menghadapi persaingan untuk bahan bakar dari pembeli Eropa akibat gas Rusia yang dibatasi. Negara-negara Eropa tersebut kebanyakan telah mengalahkan beberapa negara Asia yang kurang berkembang, sehingga membuat mereka kekurangan bahan bakar.

Kelompok lobi gas, Asosiasi Produksi & Eksplorasi Minyak Australia, telah menenangkan pasar, dengan mengatakan meskipun ada peringatan ACCC, ada lebih dari cukup gas tahun depan dan bahwa tidak pernah ada kekurangan yang sebenarnya sebelumnya.

"Sepanjang keberadaan industri ekspor, sudah pasti terjadi surplus gas ke pasar domestik. Jadi kami bisa mencapai keduanya. Kami tidak setuju dengan gagasan bahwa itu adalah satu atau yang lain," penjabat kepala eksekutif Damian Dwyer.

  1. "Ada investasi yang signifikan ke dalam industri ekspor. Dan investasi itu telah membawa pasokan domestik yang signifikan. Yang satu melengkapi yang lain."

Harga LNG telah melonjak hampir 80% sejak sebelum perang Rusia-Ukraina dimulai pada akhir akhir Februari, menurut indeks harga Platts JKM.

Pemotongan Australia yang diusulkan berjumlah sekitar 14 kargo LNG. Ini adalah penurunan di lautan kargo kontrak yang dikirim setiap bulan. Diketahui pada Juli, Australia mengekspor 100 kargo di antara lebih dari 300 kargo yang dikirim ke Asia.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Krisis Pasokan Gas, Indonesia Bisa Jadi Penyelamat?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular