Suplai Gas Eropa Seret, Harga Batu Bara Acuan RI To The Moon!

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
02 August 2022 09:43
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada Agustus 2022 ini to the moon atau mengalami kenaikan US$ 2,59 per ton menjadi US$ 321,59 per ton dari sebelumnya Juni mencapai US$ 319 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan bahwa kenaikan Harga Batu Bara Acuan (HBA) RI menjadi US$ 321,59 per ton dipicu oleh naiknya harga gas alam cair di Eropa menyusul ketidakpastian pasokan gas.

"Bahkan beberapa negera Eropa mengaktifkan kembali pembangkit listrik batu bara guna antisipasi adanya krisis listrik," kata Agung Pribadi, Selasa (2/8/2022).

Faktor lain yang turut memengaruhi, kata Agung, adalah adanya lonjakan permintaan batu bara dari Tiongkok, India dan Korea Selatan. Ini disebabkan lantaran Rusia menawarkan diskon harga batu bara.

Harga Batu Bara Acuan (HBA) RI sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Agung menambahkan, kenaikan HBA Agustus juga dipengaruhi oleh kenaikan rata-rata indeks bulanan penyusun HBA, yaitu: NEX naik 3,75%, GCNC naik 3,32%, ICI turun 3,94%, dan Platt's turun 3,58%. Sebagai informasi, terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Di samping itu, pemerintah juga menetapkan HBA domestik khusus kelistrikan sebesar US$ 70 per ton dan US$ 90 per ton diperuntukkan bagi HBA domestik untuk kebutuhan bahan bakar industri. "Ini menjaga daya saing industri domestik dan utamanya memastikan keterjangkauan hasil produksi industri bagi masyarakat," tutup Agung.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye! Harga Batu Bara Acuan Mei Tinggalkan Level US$ 300/Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular