Menteri ESDM Buka Suara Soal Ancaman Seretnya Batu Bara PLN

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 05/08/2022 10:35 WIB
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara uji coba dan uji jalan atau road test kendaraan dengan bahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40% (B40) di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu, (27/7/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan dengan tegas, untuk tak segan-segan mencabut kembali izin ekspor para pemasok batu bara yang masih bandel menahan pengiriman ke PT PLN.

Hal tersebut merespon kekhawatiran perusahaan setrum yang akhir-akhir ini tengah didera persoalan pemenuhan batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) miliknya.

PLN sendiri sebelumnya berharap bahwa pemerintah dapat segera merilis Badan Layanan Umum (BLU) sebagai pemungut iuran batu bara. Pasalnya, para pemasok baru mau mengirimkan pasukannya ketika BLU terbentuk terlebih dulu.


Namun demikian, Arifin menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan batu bara untuk kepentingan dalam negeri merupakan sebuah kewajiban. Artinya tidak bisa ditunda dengan alasan menunggu apapun.

"Gak ada itu nunggu nunggu BLU, kewajiban ya kewajiban dulu. Ya kita setop lagi ekspornya (kalau kejadian tahun lalu terulang)," kata dia saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (4/8/2022).

Hingga kini, Arifin sendiri mengaku belum mendapat laporan resmi dari PLN terkait pasokan batu bara yang tersendat tersebut. Meski begitu, pemerintah akan terus memantau perkembangannya di lapangan.

PT PLN (Persero) sebelumnya membeberkan berlarutnya pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) sebagai pemungut iuran batu bara membuat banyak pemasok mencoba menahan pasokan ke PLN. Hal ini tentunya membuat perusahaan setrum ini makin sulit mendapat pasokan batu bara.

EVP Batubara PT PLN (Persero), Sapto Aji Nugroho menjelaskan bahwa saat ini pihaknya menghadapi persoalan yang cukup serius terkait pasokan batu bara. Pasalnya para penambang yang sudah berkontrak dengan PLN dan kontraknya sudah berakhir tidak ada yang mau memperpanjang kontrak.

Oleh sebab itu, ia berharap agar BLU batu bara dapat segera diimplementasikan. Utamanya sebagai solusi atas disparitas harga yang menjadi akar permasalahan pasokan batu bara untuk kelistrikan nasional.

"BLU adalah solusi yang akan menyelesaikan karena prinsip dasarnya menyelesaikan permasalahan disparitas harga," kata dia dalam Diskusi Publik BLU Batubara Selasa (2/1/2022).

Menurut Sapto selama ini perusahaan dapat menjaga pasokan karena menggunakan pintu darurat yakni bantuan penugasan dari Dirjen Minerba, namun demikian hal ini bersifat sementara.

Dalam skema BLU ini, PLN akan membeli harga batu bara sesuai dengan mekanisme pasar. Namun, BLU akan mengganti selisih antara harga batu bara pasar dengan harga patokan batu bara US$ 70 per ton.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Menerima Kunjungan PM Malaysia