Ada Pemasok Ogah Setor Batu Bara ke PLN, Ini Kata Bos Adaro..

News - Romys Binekasri, CNBC Indonesia
04 August 2022 14:49
Pengusaha Boy Thohir saat memberi tanggapan kepada tim CNBC Indonesia di Kantor Adaro, Jakarta, Selasa (24/4) Boy Thohir merupakan putra dari salah satu pemilik Astra International Teddy Tohir. Dia juga seorang pengusaha yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia bisnis. Dia menyelesaikan pendidikan MBA-nya di Northrop University Amerika Serikat. Boy Thohir dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses membawa Adaro Energy sebagai perusahaan batu bara terbesar di Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) tengah didera isu serius, khususnya berkenaan dengan sulitnya mencari pasokan batu bara. Dikabarkan, banyak pemasok batu bara menahan suplai ke PLN lantaran menanti terbitnya lembaga Badan Layanan Umum (BLU) Iuran Batu Bara.

Hal ini ikut ditanggapi oleh Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir atau Boy Thohir. Ia mengatakan, untuk ADRO sendiri sangat berkomitmen dalam memberikan suplai batu bara kepada PLN. Sebab, hal tersebut untuk mendukung kebutuhan energi nasional.

"Menurut saya bisa di cek ke PLN bukan menyombongkan diri, tapi kita yang paling komitmen. Bahkan sering ada penugasan-penugasan nggak apa-apa demi kebaikan bersama," ujar Boy Thohir saat ditemui di Hotel Mulia Jakarta, Kamis (4/8/2022).

Boy Thohir memandang, memang perlu adanya suatu kebijakan dalam pemenuhan energi batu bara untuk kepentingan nasional. Salah satunya melalui BLU sebagai pemungut iuran baru bara.

"Memang ada satu hal menurut saya, karena istilah saya kalau memang nggak ada mekanisme pasar itu memang pasti akan sulit makanya PLN berpikir bagaimana dengan BLU ini," tuturnya.

Menurutnya, melalui BLU, dapat menjadi solusi harga baru bara khusus dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO). "Tapi mungkin solusi BLU itu yang paling fear dan terbaik," ucapnya.

Boy Thohir menambahkan, pihaknya sangat mendukung BLU untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan energi nasional. "Saya mendukung BLU karena tadi, mekanisme pasar gimanapun juga memang itu yg terbaik tapi di lain sisi kepentingan nasional harus didahulukan. Tinggal bagaimana cari titik temu saja. BLU ini yg jadi solusi," pungkasnya.

Sebelumnya, EVP Batubara PT PLN (Persero), Sapto Aji Nugroho menjelaskan beberapa pemasok yang mendapat penugasan dari Dirjen Minerba akan berusaha untuk memasok kebutuhan batu bara ke PLN. Namun demikian, mereka meminta agar pasokan batu bara dapat dikirimkan pada triwulan ke empat, setelah Badan Layanan Umum (BLU) sebagai pemungut iuran batu bara terbentuk.

"Mereka minta di triwulan keempat mengapa? Mereka berharap BLU sudah mulai implementasi dia tidak menolak penugasan Minerba tetapi mengatur jadwalnya setelah BLU keluar," ujarnya dalam Diskusi Publik BLU Batubara Selasa (2/1/2022).

Kondisi ini menurut Sapto tentunya cukup mengkhawatirkan, apalagi bauran batu bara masih menguasai 60-70% pemakaian energi untuk produksi listrik perusahaan. Di samping itu, kebutuhan listrik juga mengalami kenaikan.

Saat ini stok batu bara PLN sendiri masih berada di level 19 hari operasi (HOP). Namun demikian, jika BLU tidak segera terbit dam PLN mengalami kesulitan dalam hal kontrak pemenuhan batu bara, sudah pasti HOP juga turut menurun.

Dalam skema BLU ini, PLN masih akan tetap membayar harga sesuai harga patokan US$ 70 per ton dan sisanya yakni selisih antara harga pasar dikurangi harga patokan US$ 70 per ton dibayarkan langsung oleh BLU kepada para penambang.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Miris, Tak Ada yang Mau Berkontrak Batu Bara Dengan PLN


(pgr/pgr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading