
Apakah China akan Serang Taiwan karena Pelosi? Ini Faktanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan, Rabu, membawa kemarahan China. Negeri Tirai Bambu telah meningkatkan kewaspadaan terkait dukungan negara lain untuk pulau yang diklaim sebagai bagian dari tanahnya.
Kementerian Pertahanan China bahkan mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah ditempatkan dalam siaga tinggi. Kamis (4/8/2022) ini, China juga melakukan serangkaian operasi militer yang ditargetkan, termasuk uji coba rudal, mengelilingi pulau utama itu hingga empat hari.
Namun, bisakah China menyerang Taiwan atau mengambilnya dengan paksa?
Di bawah kepemimpinan Presiden China Xi Jinping, PLA telah ditingkatkan ke titik untuk merebut Taiwan. Mengutip sejumlah analis yang dimuat Indian Express, tampaknya serangan militer semakin masuk akal.
Namun seberapa siap pasukan itu untuk menyerang Taiwan dan kecenderungan Xi untuk mengambil pertaruhan penting, kini sebenarnya agak diragukan. Terutama setelah adanya perang Rusia di Ukraina.
"Ketika orang berbicara tentang apakah China bisa atau tidak bisa melakukannya, mereka sebenarnya berbicara tentang sesuatu yang berbeda. Ada tingkat biaya operasional, kehilangan kapal, korban. Itu yang harus dibayar China untuk melakukannya," kata rekan di Institut Studi Internasional Freeman Spogli Universitas Stanford, Oriana Skylar Mastro, dikutip Kamis (4/8/2022).
"Mereka bisa melakukannya... Hanya saja mengingat pertahanan Taiwan dan jika AS dapat membantu Taiwan, berapa banyak pertempuran darah yang akan terjadi?" tambahnya.
Laporan tahunan Pentagon tahun 2021 tentang China memang mencatat bahwa negeri itu telah membangun angkatan laut terbesar di dunia dalam jumlah kapal. Tetapi, upaya untuk menyerang Taiwan kemungkinan akan membebani angkatan bersenjata China dan mengundang intervensi internasional.
"Bahkan jika pasukan China berhasil mencapai pantai di Taiwan, kesulitan perang kota, membuat invasi amfibi ke Taiwan menjadi risiko politik dan militer yang signifikan bagi Xi Jinping dan Partai Komunis China," ujarnya lagi.
Beberapa penelitian yang baru-baru ini yang dikeluarkan oleh US Naval War College juga menunjukkan bahwa China mungkin masih kekurangan beberapa peralatan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat "invasi" Taiwan mungkin.
"Pasukan amfibi China tidak memiliki kapasitas untuk melakukan serangan skala besar di Taiwan," kata pensiunan letnan kolonel AS, dalam salah satu penelitian, Dennis J. Blasko.
Di sisi lain, Taiwan juga membangun pertahanan. Ini juga dibantu AS.
Perlu diketahui, undang-undang yang disahkan oleh Kongres AS pada tahun 1979 membuka jalan bagi pasukan Amerika untuk turun tangan jika China mencoba menyerang Taiwan. Meski, aturan itu tidak mewajibkan seorang presiden untuk mengambil langkah tersebut.
Mengutip The Military Balance 2022 IISS yang dikutip dari BBC, berikut kekuatan militer China jika dibandingkan dengan Taiwan:
Total Pasukan Aktif: 2.035.000 (pasukan darat, laut, udara dan cadangan)
China
Tank: 5.400
Pesawat Tempur: 3.227
Kapal Selam: 59
Kapal Angkatan Laut: 86
Artileri : 9.834
Taiwan
Total Pasukan Aktif: 169.000
Tank: 650
Pesawat Tempur: 504
Kapal Selam: 4
Angkatan laut: 26
Artileri: 2.093
(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Perang China-Taiwan, Pelosi Resmi Bertemu Tsai Ing Wen
