Internasional

Fix 'Resesi Seks'! Populasi China Bakal Terus Menyusut

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 August 2022 13:00
Warga mengendarai sepeda di Central Business District (CBD) saat pemerintah menerapkan perintah kerja dari rumah bagi penduduk distrik Chaoyang di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Beijing, China, Kamis (5/4/2022). (REUTERS/Tingshu Wang)
Foto: Warga mengendarai sepeda di Central Business District (CBD) saat pemerintah menerapkan perintah kerja dari rumah bagi penduduk distrik Chaoyang di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Beijing, China, Kamis (5/4/2022). (REUTERS/Tingshu Wang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Populasi China diprediksi akan mulai menyusut pada 2025. Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mengatakan hal ini didorong karena makin kecilnya ukuran keluarga dan usia warga negara tersebut.

"Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk melambat secara signifikan, dan akan memasuki tahap pertumbuhan negatif dalam periode 'Rencana Lima Tahun ke-14'," kata NHC, Senin (1/8/2022), merujuk pada periode antara 2021 dan 2025.

Pada Januari, pihak berwenang memperkirakan populasi memasuki pertumbuhan nol atau bahkan pertumbuhan negatif dalam rentang lima tahun itu.

"Saat ini, sistem kebijakan negara kita untuk dukungan persalinan tidak sempurna, dan ada kesenjangan besar dengan perkembangan populasi dan harapan masyarakat," kata NHC dalam laporan terbarunya, melansir AFP.

Tingkat kesuburan total telah turun di bawah 1,3 dalam beberapa tahun terakhir, sementara negara itu diperkirakan akan memasuki tahap penuaan parah sekitar tahun 2035, dengan lebih dari 30% populasi berusia lebih dari 60 tahun.

Keluarga juga menjadi lebih kecil, sehingga melemahkan fungsi pensiun dan pengasuhan anak. NHC menyerukan peningkatan dukungan membesarkan anak dan kebijakan perumahan, pendidikan dan perpajakan untuk membantu mengurangi beban keluarga.

Sejak 2016, otoritas juga telah melonggarkan kebijakan satu anak yang ketat di negara itu, serta tahun lalu mengizinkan pasangan untuk memiliki tiga anak karena tingkat kelahiran telah jatuh ke rekor terendah.

Pihak berwenang di beberapa bagian China juga sudah memperkenalkan kebijakan ramah keluarga sebagai upaya untuk memerangi tingkat kelahiran yang melambat.

Kota timur Hangzhou mengumumkan bahwa keluarga dengan tiga anak akan dapat meminjam 20% lebih banyak dari batas maksimum ketika mengajukan pinjaman dana tabungan perumahan untuk pertama kalinya.

Kota-kota lain seperti Nanchang dan Changsha juga telah meluncurkan kebijakan yang mendukung, menurut media pemerintah.

Negara berpenduduk terpadat di dunia itu telah bergulat dengan krisis demografi yang mengancam karena menghadapi angkatan kerja yang menua dengan cepat, ekonomi yang melambat, dan pertumbuhan populasi terlemah dalam beberapa dasawarsa.

Biaya hidup yang lebih tinggi dan pergeseran budaya saat orang tumbuh terbiasa dengan keluarga yang lebih kecil disebut-sebut sebagai alasan di balik jumlah bayi yang lebih rendah.

Kebijakan satu anak diperkenalkan oleh pemimpin tertinggi Deng Xiaoping pada tahun 1980 untuk mengekang pertumbuhan penduduk dan mendorong pembangunan ekonomi, dengan beberapa pengecualian untuk keluarga pedesaan dan etnis minoritas.

Populasi global diperkirakan akan mencapai delapan miliar pada November 2022, menurut proyeksi PBB, dengan India akan melampaui China sebagai negara terpadat di dunia pada tahun 2023.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Cuma Resesi Seks, Populasi China Juga Turun Gegara Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular