Internasional

Jadi 'Pengikut' Putin, Negara Ini Kian Bergantung pada Rusia

luc, CNBC Indonesia
01 August 2022 12:10
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev dan Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon memasuki aula sebelum pertemuan para pemimpin Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) ) negara-negara anggota di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin, 16 Mei 2022. (Alexander Nemenov/Pool Photo via AP)
Foto: Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev dan Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon memasuki aula sebelum pertemuan para pemimpin Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) ) negara-negara anggota di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin, 16 Mei 2022. (Alexander Nemenov/Pool Photo via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak serangan Rusia ke Ukraina pada Februari lalu, Belarusia menjadi salah satu negara yang pro terhadap kebijakan militer Presiden Vladimir Putin tersebut. Kini, negara yang dipimpin oleh Presiden Alexander Lukashenko tersebut telah bergantung sepenuhnya pada Negeri Beruang Merah.

Menurut informasi terbaru yang dirilis Kementerian Pertahanan Inggris, Lukashenko telah menjadi sekutu utama Putin. Lukashenko menjadi lebih otoriter dan menjadi makin bergantung pada Putin.

Laporan itu mengatakan Lukashenko "terus mengikuti garis Moskow dalam konflik Ukraina."

"Rezimnya menjadi lebih otoriter, dengan perluasan hukuman mati untuk 'mempersiapkan aksi teroris'," tulis laporan itu, dikutip Newsweek, Senin (1/8/2022).

"Tuduhannya yang meningkat dan tidak berdasar tentang desain Barat di Belarusia dan Ukraina kemungkinan menunjukkan bahwa dia hampir sepenuhnya bergantung pada Rusia."

Laporan tersebut juga menyatakan setidaknya 20 rudal ditembakkan ke Ukraina Utara dari Belarusia

Adapun, banyak negara telah mengutuk invasi Putin, membuatnya dipandang sebagai paria di antara para pemimpin Eropa. Banyak negara telah mengeluarkan sanksi terhadap Moskow atau memberi Ukraina bantuan militer atau kemanusiaan.

Namun, Lukashenko, yang telah lama menikmati hubungan dekat dengan Kremlin, telah menjadi pendukung langka invasi Rusia. Dia belum menyediakan pasukannya sendiri untuk berperang bersama militer Rusia-meskipun Putin dilaporkan telah menyatakan tidak akan melakukannya-tetapi mengizinkan pasukan Putin untuk menyerang Ukraina dari perbatasannya.

Belarusia berbagi perbatasan utara Ukraina, memberikan sekutunya Rusia akses strategis di dekat Kyiv, ibukota Ukraina. Pada hari-hari awal invasi, pasukan Rusia memasuki Ukraina dari Belarusia sebelum menyerang daerah dekat Kyiv, tetapi akhirnya gagal merebut Ibu Kota.

Dalam beberapa pekan terakhir, Lukashenko pun makin memperkuat dukungannya untuk Putin.

Otoritas Belarusia pada hari Jumat memanggil duta besar mereka untuk Inggris atas apa yang mereka sebut tindakan "bermusuhan", menandakan bahwa Lukashenko terus berada di belakang Putin sambil menjauhkan diri dari Barat. Awal bulan ini, pejabat Ukraina mengatakan Belarusia memberi Rusia "kontrol penuh" atas lapangan terbang Zyabrovka, yang terletak di dekat perbatasan Ukraina.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Putin, Presiden Ini Akui Pimpin Negara Secara Otoriter

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular