
Negara Ini Sebut Perang Nuklir Tergantung Sikap Ukraina-NATO

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan bahwa Rusia, Ukraina, dan Barat harus setuju untuk menghentikan konflik guna menghindari 'jurang perang nuklir'. Dia juga bersikeras Kyiv harus menerima tuntutan Moskow.
"Kita harus berhenti, mencapai kesepakatan, mengakhiri kekacauan ini, operasi dan perang di Ukraina," kata Lukashenko dalam sebuah wawancara bersama AFP, Kamis (21/7/2022).
Presiden yang menjadi pendukung sekaligus kawan dekat Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut mengatakan sudah saatnya setiap pihak mengakhiri perang dan 'melanjutkan hidup.
"Tidak perlu melangkah lebih jauh. Lebih jauh terletak jurang perang nuklir. Tidak perlu pergi ke sana," katanya.
Terkait perang yang sedang terjadi, Lukashenko menuduh Barat mencari konflik dengan Rusia dan memprovokasi perang Ukraina. Menurutnya, cepat atau lambat, pihak Barat bersama aliansi NATO akan memulai perang.
"Jika Rusia tidak mendahului Anda, anggota NATO, Anda akan mengorganisir dan menyerangnya. Dia (Rusia) hanya sedikit mendahuluimu," tuturnya.
Adapun Belarusia menjadi negara sahabat Rusia yang telah menyediakan wilayahnya sebagai lokasi persiapan penyerangan pasukan Moskow. Namun, Lukashenko sejauh ini menghindari keterlibatan langsungnya dalam perang ini.
Analis mengatakan bahwa dia sangat menyadari fakta bahwa sebagian besar warga Belarusia tidak mendukung pengiriman pasukan ke Ukraina.
Pemimpin berusia 67 tahun, yang telah memerintah Belarusia selama hampir tiga dekade, bersikeras bahwa pihak berwenang Kyiv dapat mengakhiri perang jika mereka memulai kembali pembicaraan dengan Moskow dan menerima tuntutannya.
"Semuanya tergantung pada Ukraina," katanya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Nuklir Beneran di Depan Mata, Rusia Beri Warning Baru
