
5 Fakta Baru Perang Rusia Ukraina: Eropa Batal "Kiamat"

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia di Ukraina masih berlangsung hingga kini. Serangan Moskow ke Kyiv terjadi sejak 24 Februari dan hampir memasuki bulan keenam.
Berikut adalah perkembangan terbaru dalam perang di Ukraina, melansir AFP, Kamis (21/7/2022).
Eropa Batal "Kiamat" Gas
Rusia akan melanjutkan pasokan gas ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1. Gas akan mengalir ke Jerman setelah disetop selama 10 hari guna pemeliharaan.
Ini membuat "kelegaan" di benua tersebut di tengah ancaman "kiamat" gas. Tetapi gas yang dibawa pipa tersebut hanya sebagian kecil dari kapasitasnya.
Rusia sendiri memang telah mengurangi atau menangguhkan pasokan ke selusin anggota Uni Eropa (UE) sebagai pembalasan atas sanksi Barat akibat serangannya ke Ukraina. UE pada Rabu mendesak negara-negara anggota untuk mengurangi konsumsi gas mereka sebesar 15% selama beberapa bulan mendatang untuk mengamankan stok musim dingin mereka.
Sebagaimana diketahui Raksasa gas Rusia Gazprom telah memotong aliran gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 sekitar 40% dalam beberapa pekan terakhir. Mereka menyalahkan tidak adanya turbin gas Siemens yang sedang menjalani perbaikan di Kanada. Namun penjelasan ini ditolak Jerman.
Ukraina Mendevaluasi Mata Uang
Bank sentral Ukraina pada Kamis mendevaluasi mata uang nasional, hryvnia, terhadap dolar. Itu dilakukan untuk menopang cadangan devisa dan meningkatkan daya saing ekspor negara dalam menghadapi ekonomi yang runtuh.
Bank Nasional merevisi nilai tukar resmi dari 29,25 hyrvnia terhadap dolar menjadi 36,57 hyrvnia terhadap dolar. "Tingkat hryvnia baru akan menjadi jangkar bagi perekonomian dan akan menambah ketahanannya dalam kondisi ketidakpastian," kata bank.
AS Kirim Lebih Banyak Peluncur Roket
Amerika Serikat (AS) berjanji untuk mengirim empat lagi sistem roket canggih High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) ke Ukraina. Itu dilakukan untuk membantu pasukan Kyiv melawan serangan Rusia di wilayah Donbas timur.
HIMARS adalah sistem roket artileri bermobilitas tinggi yang dapat mencapai target hingga 50 mil (80 km). Roket ini bisa meluncurkan beberapa rudal presisi secara bersamaan yang dapat membantu 'meratakan gedung-gedung di Rusia'.
"Ukraina membutuhkan daya tembak dan amunisi untuk menahan serangan ini dan untuk menyerang balik," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin kepada wartawan.
Sebelumnya Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska berpidato secara emosional kepada Kongres AS terkait perang yang masih berlangsung. Ia meminta lebih banyak senjata ke tanah airnya.
"Bantu kami menghentikan teror terhadap Ukraina ini," kata Zelenska.
Serangan Mematikan di Kharkiv
Dua orang tewas dan 19 terluka oleh serangan Rusia di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv. Ini terjadi saat Moskow meningkatkan bombardir, pasca dua bulan diusir kembali pasukan Kyiv.
Gubernur regional Oleg Synegubov mengumumkan kematian yang terjadi sehari setelah tiga orang tewas dalam penembakan sebuah halte bus di kota itu. Korban termasuk seorang anak laki-laki berusia 13 tahun.
Pelajaran Ukraina untuk China
Kepala CIA, Bill Burns, mengatakan bahwa China mungkin mengambil pelajaran di Ukraina. Ini entang bagaimana menegaskan kembali kendalinya atas Taiwan.
Burns mengatakan pengalaman Rusia dalam perang dapat mempengaruhi "bagaimana dan kapan" Beijing akan memutuskan untuk menggunakan kekuatannya terhadap Taiwan. China mengklaim Taiwan wilayahnya sementara pulau itu menyatakan diri "merdeka".
"Kegagalan Rusia untuk menggulingkan kepemimpinan Ukraina di Kyiv menunjukkan bahwa Anda tidak mencapai kemenangan yang cepat dan menentukan dengan kekuatan yang luar biasa," katanya.
"Saya menduga pelajaran yang diambil oleh kepemimpinan dan militer China adalah bahwa Anda harus mengumpulkan kekuatan yang luar biasa jika Anda akan merenungkannya di masa depan," tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye Putin! Tanda Rusia KO di Ukraina Makin Jelas, Ni Buktinya