
China & AS Jalin 'Hubungan' di Belakang Rusia, Ini Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - China mencapai kesepakatan impor gas dengan Amerika Serikat (AS) untuk jangka waktu 24 tahun. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan terkait hubungannya dengan Rusia.
Sejak dimulainya serangan Rusia ke Ukraina, perang Putin dibiayai oleh pasokan minyak dan gas Moskow yang sangat besar, terutama ke Eropa. Namun, ketika para pemimpin Uni Eropa mulai mencari jalan keluar dari ketergantungan pada gas Rusia ini, Putin mulai meningkatkan ekspornya ke China, bahkan menandatangani kesepakatan gas selama 30 tahun dengan jaringan pipa baru.
Tapi sekarang sepertinya China tidak tertarik untuk bergantung sepenuhnya pada Rusia untuk pasokan bahan bakar fosilnya, karena PetroChina yang didukung negara mencapai kesepakatan besar untuk mengimpor jutaan ton gas alam cair (LNG) dari AS.
Stephen Stapczynski dari Bloomberg dalam cuitannya mengungkapkan bahwa China telah membeli LNG dari AS.
"Cheniere akan memasok PetroChina sebanyak 1,8 juta ton per tahun hingga 2050. Pasokan awal akan dimulai pada 2026. Lebih dari selusin kesepakatan LNG telah ditandatangani antara AS dan China pada tahun lalu," katanya, dikutip Express, Kamis (21/7/2022).
Hubungan yang semakin dalam antara AS dan China dapat memicu kekhawatiran di Kremlin bahwa China mungkin tidak mendukung serangan Rusia di Ukraina karena takut membahayakan kesepakatan gas ini dengan AS.
Adapun, China telah mengambil sikap yang sangat netral terhadap serangan Rusia ke Ukraina, menolak untuk mengutuk tindakan Putin, dan menentang sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Hanya beberapa minggu sebelum serangan, Rusia menyetujui kontrak 30 tahun untuk memasok gas ke China melalui pipa baru, menyelesaikan penjualan dalam mata uang euro.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Star Wars! AS Ancam Perang Luar Angkasa dengan Rusia-China