Internasional

Situasi Ukraina Makin Mencekam, Warga Diminta Pergi

sef, CNBC Indonesia
01 August 2022 05:53
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dengan para prajurit selama kunjungannya ke wilayah Kharkiv. (AFP/STR)
Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dengan para prajurit selama kunjungannya ke wilayah Kharkiv. (AFP/STR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi Ukraina makin mencekam. Setidaknya ini terjadi di wilayah pusat serangan Rusia, Ukraina Timur.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksky bahkan meminta evakuasi wajib warga. Ini ditegaskannya dalam pidato televisi resmi Sabtu tengah malam waktu setempat.

Zelenskiy mengatakan ratusan ribu orang yang masih berada di zona pertempuran di wilayah Donbas yang lebih besar, yang berisi Donetsk serta wilayah tetangga Luhansk, harus pergi. Pemerintah pun berjanji akan memberi kompensasi.

"Semakin banyak orang meninggalkan wilayah Donetsk sekarang, semakin sedikit orang yang akan dibunuh oleh tentara Rusia," katanya dikutip Reuters, Senin (1/8/2022).

"Banyak yang menolak pergi tapi tetap harus dilakukan ... Jika Anda memiliki kesempatan, tolong bicara dengan mereka yang masih berada di zona pertempuran di Donbas. Tolong yakinkan mereka bahwa itu perlu untuk pergi," tambahnya.

Hal sama juga ditegaskan Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk. Apalagi musim dingin akan segera datang dan pasokan gas alam di kawasan itu telah hancur.

Itu diyakini akan membawa kemalangan bagi warga yang bertahan. Mereka akan sulit mendapatkan pemanas dan terancam gelap gulita karena tak ada listrik laiknya waktu-waktu sebelumnya.

Sementara itu, mantan Data Besar AS untuk Ukraina mengatakan pertempuran di wilayah itu mungkin akan makin parah ke depan. Karenanya, mungkin, Zelensky meminta evakuasi besar-besaran.

"Saya tidak tahu mengapa Zelenskiy mengeluarkan panggilan itu," katanya dimuat laman yang sama.

"Yang saya tahu adalah bahwa telah terjadi pertempuran sengit di Donetsk. Rusia merebut (tetangga) Luhansk (oblast) beberapa minggu yang lalu. Saya memperkirakan pertempuran sengit lebih lanjut di Donetsk," tegasnya.

Sebelumnya, Sabtu pagi, militer Ukraina mengatakan lebih dari 100 tentara Rusia tewas dan tujuh tank hancur dalam pertempuran di selatan pada hari Jumat. Termasuk di wilayah Kherson yang menjadi fokus serangan balasan Kyiv dan mata rantai utama pasokan tentara Moskow.

"Lalu lintas kereta api ke Kherson di atas Sungai Dnipro telah dipotong," kata komando selatan militer Ukraina.

"Ini berpotensi semakin mengisolasi pasukan Rusia di sebelah barat sungai dari pasokan di Krimea yang diduduki dan timur," tambahnya.

Ukraina sendiri telah menggunakan sistem rudal jarak jauh yang dipasok Barat untuk merusak tiga jembatan di Dnipro dalam beberapa pekan terakhir. Hal in i juga dibenarkan pejabat pertahanan Inggris, yang kerap memberi pembaruan soal situasi perang Rusia di Ukraina.

Gubernur pro-Ukraina wilayah Kherson, Dmytro Butriy, mengatakan pertempuran terus berlanjut di banyak bagian wilayah itu. Distrik Berislav, tepat di barat laut pembangkit listrik tenaga air Kakhovka, sangat terpukul.

"Di beberapa desa, tidak ada satu rumah pun yang dibiarkan utuh. Semua infrastruktur hancur, orang-orang tinggal di ruang bawah tanah," tulisnya di Telegram.

Rusia menyerang Ukraina sejakĀ 24 Februari 2022. Data PBB awal Juli menyebut hampir 5.000 orang tewas sejak perang dan 6 juta mengungsi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Berlanjut! Rusia Kirim Rudal ke Ukraina, Listrik Langsung Padam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular