
Investasi di Jateng Rendah, Tapi Penyerapan Tenaga Kerja Jos!

Jakarta, CNBC Indonesia - Provinsi Jawa Tengah tercatat sebagai salah satu provinsi yang menyerap tenaga kerja terbanyak kedua di Indonesia. Padahal, secara nasional realisasi investasi di Jateng masih kalah jauh dibandingkan DKI Jakarta yang realisasi investasinya terbesar kedua di Indonesia.
Seperti diketahui, sepanjang Januari-Juni 2022, berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi di DKI Jakarta mencapai Rp 80,5 triliun. Kedua terbesar setelah Jawa Barat yang sebesar Rp 83,5 triliun.
Sementara Jawa Tengah, realisasi investasinya berada pada urutan ke-9 terbesar di Indonesia.
"Meskipun realisasi investasi urutan ke-9 secara nasional, tapi dampak penciptaan lapangan pekerjaan di Jawa Tengah paling tinggi. Jadi, investasi di Jawa Tengah sebenarnya labour intensive," jelas Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teguh Dartanto dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Investasi, Jumat (29/7/2022).
Menurut Teguh, penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah yang besar berkorelasi dengan besaran upah minimum provinsi (UMP) yang ditetapkan oleh provinsi tersebut.
Selain UMP yang rendah, kata Teguh penyerapan tenaga kerja juga harus didukung persiapan sumber daya manusia di daerah itu sendiri.
"Jawa Tengah ini adalah kombinasi yang klop, yang datang adalah investasi padat karya. UMP-nya rendah dan orangnya banyak dan kompeten untuk mendukung itu. Ini impactful untuk membuat investasi berdampak," jelas Teguh.
Oleh karena itu, perlu menjadi catatan bagi pemerintah daerah, untuk meningkatkan investasi, harus didukung oleh ekosistem yang memadai, baik itu sumber daya manusia, serta penjualan atau market sektor yang memadai.
"Misalnya ada pabrik garmen atau papun, ada dukungan industri garmennya atau penjualan atau marketnya. Ekosistem penting agar investasi berdampak," jelas Teguh.
Adapun pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi Indra Darmawan tak menampik fenomena rendahnya UMP yang berhasil menyerap tenaga kerja di Jawa Tengah.
"Fenomena ini tak terlepas dari issue UMP Jawa Tengah terendah di Pulau Jawa ini. Sehingga menjadi lebih kompetitif dalam hal menarik industri-industri atau pelaku usaha yang bersifat padat karya," jelas Indra.
Sementara di Jawa Barat, dari catatan BKPM memang lebih banyak dipenuhi oleh investasi padat modal atau industri yang berteknologi tinggi. "Dari sisi realisasi di Jawa Barat lebih ke padat modal. [...] Didominasi oleh industri-industri berteknologi tinggi," ujarnya.
Seperti diketahui, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah menetapkan UMP tahun 2022 sebesar Rp 1.813.011. UMP Jawa Tengah tahun 2022 merupakan yang terendah di Indonesia.
Sementara dibandingkan UMP provinsi lain, di Jawa Barat misalnya, UMP yang ditetapkan oleh Gubernur Ridwan Kamil sebesar Rp 1.841.487. Adapun UMP di Jawa Timur sebesar Rp 1.891.567, dan UMP DKI Jakarta tahun 2022 yang ditetapkan oleh Gubernur Anies Baswedan sebesar Rp 4.641.854.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-siap! Nelayan Hingga Petani Bakal Dapat Duit Pensiun