Internasional

Pertumbuhan PDB Jerman Stagnan, Resesi Masih Mengintai

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 29/07/2022 16:20 WIB
Foto: Bendera Jerman di Gedung Reichstag, Berlin, Jerman pada 2 Oktober 2013 (REUTERS/Fabrizio Bensch)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Jerman dilaporkan mengalami stagnasi pada kuartal II/2022. Hal ini diungkapkan oleh badan statistik federal Destatis pada hari Jumat, (29/7/2022).

Dalam pengumumannya, Destatis mengatakan kondisi ini diakibatkan oleh gangguan rantai pasok global dan juga dampak perang di Ukraina.

"Jerman menunjukkan pertumbuhan nol persen (secara kuartalan/qtq). Kondisi ekonomi global yang sulit ... sangat membebani ekonomi antara April dan Juni," kata Destatis dikutip AFP.


"Dampak berkelanjutan dari pandemi Covid-19, gangguan dalam rantai pasokan dan perang di Ukraina, jelas tercermin dalam pembangunan ekonomi jangka pendek."

Ekonom senior di bank LBBW, Jens-Oliver Niklasch mengatakan pertumbuhan nol persen ini merupakan hal yang buruk. Ia bahkan menyebut negara itu mungkin sedang dalam puncak resesi

"Tetapi angka kuartal kedua yang lemah menunjukkan bahwa mesin ekonomi Jerman sedang terhenti", katanya

"Pemerintah dan konsumen menopang ekonomi hingga Juni, tetapi inflasi yang melonjak akan membuat pengeluaran rumah tangga kehabisan tenaga segera."

Adapun secara tahunan (yoy), pertumbuhan PDB Jerman pada kuartal II/2022 tercatat sebesar 1,4% atau lebih rendah dari konsensus sebesar 1,7%.

Ekonomi Jerman sebelumnya diramalkan akan mengalami gangguan yang cukup banyak di tahun ini. Apalagi Rusia telah memotong pasokan gasnya kepada Berlin yang cukup bergantung pada Moskow.

Rusia sebenarnya mengatakan pemotongan ini akibat hal teknis dari pipa Nord Stream I. Namun Jerman bersama sekutu Eropanya tidak percaya dan mengatakan ini bagian dari pembalasan dendam Moskow atas sanksi Benua Biru akibat serangan negara itu ke Ukraina.

"Perang di Ukraina mengakhiri model bisnis ekonomi Jerman berdasarkan impor energi murah dan ekspor barang besar-besaran di dunia global," kata Carsten Brzeski, ekonom di bank ING.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 68% Orang RI Tergolong Miskin -Jerman Hapus Hari Libur Nasional