Gak Nyangka! RI Bikin Benang Dari Botol Bekas, Dijual ke LN

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Jumat, 29/07/2022 15:20 WIB
Foto: Ilustrasi pabrik benang (Dok: Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekjen Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengungkapkan, industri tekstil hulu nasional saat ini sudah memproduksi benang yang dihasilkan dari botol minum bekas Polyethylene Terephthalate (PET).

Menurut Redma, saat ini, Indonesia memiliki 3 pabrik tekstil hulu yang memproduksi serat filamen berbahan baku botol PET bekas. Dengan kapasitas sekitar 50 ribu ton.

"Tahun ini akan ada investasi tambahan industri benang filamen recycle 300 ribu ton. Saat ini sudah ada 3 perusahaan, tapi kapasitasnya masih kecil-kecil. Dengan ini total industri filamen recycle akan jadi sekitar 350 ribu ton," kata Redma kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (29/7/2022).


Dia menuturkan, benang-benang dari serat filamen botol minum bekas itu dipasok ke industri garmen di luar negeri di Uni Eropa. Yaitu, industri baju olahraga.

"Memang untuk ekspor. Di Uni Eropa, saat ini industri baju olahraga sudah lebih banyak meminta bahan dari recycle. Karena memang di sana gencar kampanyenya, menggunakan bahan recycle," kata Redma.

"Brand-brand seperti Adidas sudah lebih prefer menggunakan bahan recycle. Beberapa baju tim nasional sepak bola sudah menggunakan baju dari recycle botol PET. Seperti tim nasional Jerman dan Inggris," kata Redma.

Selain itu, kata dia, benang filamen recycle tersebut dijual ke industri garmen lokal. Yang hasil produksinya dijual ke pasar ekspor. 

Penggunaan bahan baku dari botol PET bekas, ujarnya, membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku dasar. Apalagi, lanjutnya, pasokan bahan baku untuk industri penghasil polyester di dalam negeri pun terbatas.

"Ini juga menjadi bagian dari komitmen kita menjaga kelestarian lingkungan menuju green product, green industry, dan circular economy. Botol bekasnya dipasok dari pengepul lokal," kata Redma.

Meski, dia menambahkan, dengan menggunakan bahan baku botol PET bekas, dibutuhkan biaya tambahan.

"Memang ada cost tambahan, karena harus menggunakan bahan tambahan. Tapi, buyer juga kan mau bayar lebih mahal. Ada pasarnya, niche market" kata Redma.

Hanya saja, imbuh dia, harga benang berbahan baku botol PET bekas ini kadang lebih murah dari benang yang menggunakan serat dari bahan baku dasar (virgin).

"Karena polyester ini kan harganya sangat terpengaruh fluktuasi harga minyak mentah dunia," ujarnya.

Pabrik Baru

Terkait pabrik baru, Redma mengungkapkan, jika sudah beroperasi akan menyerap hingga 50 ribu ton botol minum bekas.

"Selama ini yang diserap paling sekitar 20 ribu ton botol PET bekas. Selama 3 tahun terakhir juga juga masih mengimpor dari Thailand. Sudah bentuk chip, plastic flake yang diolah dari botol PET bekas. Tapi, pabrik baru ini nanti akan menyerap 50 ribu ton botolnya langsung. Botol bekas, dan lokal. Jadi, bisa mengurangi sampak botol bekas di dalam negeri dan menekan impor chip," kata Redma.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tok! MK Putuskan Pemilu Nasional & Pilkada Dilakukan Terpisah