Mengkhawatirkan! Sisa Cadangan Minyak RI Tak Sampai 10 Tahun
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mendorong untuk ditemukannya temuan cadangan minyak baru sekelas Blok Cepu. Pasalnya, umur cadangan minyak nasional hanya tersisa 9,5 tahun lagi.
Oleh sebab itu, ia meminta agar pelaksanaan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru dapat digenjot lebih maksimal. Adapun cadangan potensial (proven potential) minyak bumi hanya tersisa 4,17 miliar barel.
Sementara untuk gas, Indonesia memiliki cadangan sebesar 62,4 triliun kaki kubik (TCF). Adapun dengan jumlah tersebut, umur cadangan gas RI mampu bertahan hingga 18 tahun ke depan.
"Kurang lebih 9,5 tahun kalau tidak ditemukan cadangan baru sebesar Blok Cepu. Kalau tidak ditemukan cadangan baru tinggal segitu," ujar dia dalam Forum Kapasitas Nasional II 2022, di JCC Senayan, Kamis (28/7/2022).
Lebih lanjut, menurut Sugeng Indonesia sendiri memiliki 128 cekungan. Sementara dari 128 cekungan tersebut, yang telah dieksplorasi dan eksploitasi baru 60 cekungan. Namun persoalannya, dari 68 cekungan tersebut sebagian besar masuk ke laut dalam.
Artinya, dengan kondisi tersebut maka kegiatan eskplorasi dan eksploitasi akan semakin mahal dan membuat proyek menjadi kurang ekonomis. Oleh karena itu, ia mengusulkan perlu adanya insentif dan disinsentif baik fiskal maupun non fiskal.
"Semakin dalam dan ditemukan gas dan gas sehingga ke depan nampaknya tidak cocok disebut migas tapi gasmi. SKK Gasmi. Bukan SKK Migas," ungkapnya.
Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taslim Yunus sebelumnya mengatakan penurunan cadangan minyak sudah terjadi sejak 1996 sampai sekarang.
"Cadangan minyak turun sejak '96 sampai sekarang, sehingga berakibat pada produksi minyak kita yang terus turun dari tahun '96 sampai sekarang," ujarnya saat wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (19/04/2021).
Berdasarkan data BP Statistical Review, cadangan terbukti minyak RI bahkan terus menurun sejak 1991. Sebelum 1991, cadangan terbukti minyak RI masih menyentuh sekitar 9 miliar barel. Namun pada 1991 menjadi tinggal 5,9 miliar barel, lalu 1994 5 miliar barel, pada 2002 turun lagi menjadi sekitar 4,7 miliar barel.
Pada 2011 cadangan kian menurun hingga hanya tinggal 3,7 miliar barel, dan pada 2019 hanya tinggal sekitar 2,5 miliar barel.
Oleh karena itu, Taslim menurutnya agar RI terus bisa memproduksi minyak kedepannya, maka diperlukan eksplorasi yang membutuhkan investasi jumbo. Sementara sejak 2014, investasi untuk eksplorasi pun menurutnya juga terus turun. "Kita lihat investasi, khususnya eksplorasi, sejak 2014 turun tajam sampai sekarang," tegasnya.
(pgr/pgr)