Internasional

10 Update Perang Rusia-Ukraina, Terungkap Target Baru Putin

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
26 July 2022 21:40
Prajurit Ukraina mengendarai tank di dekat garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Senin, 6 Juni 2022. (AP/Bernat Armangue)
Foto: Prajurit Ukraina mengendarai tank di dekat garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Senin, 6 Juni 2022. (AP/Bernat Armangue)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia ke Ukraina telah terjadi selama lebih dari 5 bulan. Hingga saat ini belum ada tanda-tanda perang akan berhenti.

Berikut perkembangan terbaru perang Rusia-Ukraina dikutip The Guardian, Selasa (26/7/2022):

1. Rusia mulai gempur beberapa wilayah baru

Pejabat Ukraina melaporkan pasukan Rusia mulai menargetkan beberapa wilayah. Salah satunya adalah Odessa di Selatan negara itu. Moskow disebut sudah menyerang gedung-gedung swasta di desa-desa pesisir pada dini hari tadi

Odessa sendiri merupakan sebuah kota pelabuhan besar di sisi Laut Hitam. Pelabuhan yang berada di kota itu pun sangat penting bagi pengiriman bahan pangan dari Ukraina ke negara lain

Penembakan Rusia di kota Mykolaiv juga telah dilaporkan pagi ini. Kepala dewan kota, Olexander Senkevich, mengatakan "Sebuah serangan rudal besar-besaran diluncurkan di selatan Ukraina dari arah Laut Hitam, termasuk dengan menggunakan penerbangan."

Selain Odessa dan Mykolaiv, sebuah area perumahan di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, juga dilaporkan terkena serangan pagi ini. Walikota Kharkiv, Igor Terekhov, mengatakan serangan oleh pasukan Rusia dilakukan di pusat kota.

2. Rusia mobilisasi senjata ke Kherson

Militer Ukraina mengklaim Rusia memindahkan konvoi peralatan militer ke Kherson. Militer mengatakan konvoi peralatan militer terlihat bergerak melalui Melitopol, ke arah kota itu.

Kherson sendiri merupakan kota yang saat ini diduduki Rusia, Bahkan, Kremlin berencana untuk mendirikan sebuah pemerintahan di kota itu.

3. Ukraina gempur balik Rusia

Kebakaran besar terjadi di sebuah depot minyak di distrik Budyonnovsky di Republik Rakyat Donetsk yang didukung Rusia. Media lokal mengatakan tidak ada korban atau cedera yang dilaporkan sejauh ini.

Meski begitu, pasukan pendudukan Republik Rakyat Donetsk mengeluarkan foto-foto yang menunjukkan gerbong kereta api terbakar hebat dalam insiden itu.

Tak hanya di Donetsk, Pasukan Ukraina juga telah mengebom sebuah pos pemeriksaan pabean di distrik Sevsky di wilayah Bryansk Rusia menggunakan bahan peledak yang dijatuhkan dari drone quadcopter menurut gubernur wilayah tersebut.

4. Gazprom potong gas ke Eropa

Perusahaan energi yang dikendalikan negara Rusia, Gazprom, telah mengumumkan pengurangan drastis pengiriman gas melalui pipa utamanya ke Eropa mulai Rabu.

Perusahaan itu mengatakan pihaknya menghentikan pengoperasian salah satu dari dua turbin yang beroperasi terakhir karena "kondisi teknis mesin". Ini kemudian memaksa terjadinya pemotongan pengiriman gas harian melalui pipa Nord Stream menjadi 33m meter kubik per hari atau setara 20% kapasitas pipa.

Hal ini pun mengundang reaksi Eropa. Pasalnya, beberapa negara Benua Biru itu menentang aksi Rusia di Ukraina.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan bahwa alasan itu adalah "lelucon" sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang meluncurkan "perang gas" melawan kawasan yang menggantungkan 45% kebutuhan gasnya dari Moskow.

5. Inggris bantah laporan terkait serangan Rusia di Odesa

Kementerian Pertahanan Inggris telah mengeluarkan pengarahan intelijennya tentang situasi saat terjadi serangan Rusia ke Odessa. Dalam pengarahan itu, Negeri Ratu Elizabeth itu membantah laporan Rusia tentang serangan itu.

"Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah mengenai kapal perang Ukraina dan persediaan sistem anti rudal. Namun tidak ada indikasi bahwa target tersebut berada di lokasi yang terkena rudal," ujar laporan itu.

Rusia awalnya mengatakan kepada Turki bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas serangan itu. Kemarin juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah ini, dan mengatakan bahwa serangan itu terjadi pada infrastruktur militer.

6. Ukraina siap ekspor bahan pangan

Ukraina mengatakan pihaknya berharap untuk mulai mengekspor biji-bijian dari salah satu pelabuhannya pada pekan ini.

"Rincian prosedur akan segera diterbitkan oleh pusat koordinasi bersama yang bekerja sama dengan industri perkapalan," kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, mengatakan bahwa Turki mengharapkan Kyiv dan Moskow untuk menjaga tanggung jawab mereka di bawah kesepakatan ekspor biji-bijian yang baru-baru ini ditandatangani.

7. Rusia tahan warga Ukraina

Walikota Melitopol Ivan Fedorov telah mengklaim bahwa pasukan Rusia menahan lebih dari 5.000 orang dalam antrian di pos pemeriksaan di Vasylivka di Zaporizhzhia ketika mereka mencoba melarikan diri dari wilayah tersebut.

Wilayah Zaporizhzhia sendiri hingga saat ini masih diduduki Rusia. Ukraina mengklaim Moskow telah mengeluarkan 8.000 paspor Rusia di daerah tersebut.

Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa referendum di wilayah itu agar dapat menjadi bagian dari Federasi Rusia kemungkinan besar akan diadakan pada bulan September.

8. Jaksa Agung Ukraina ungkap data korban anak-anak

Kantor Kejaksaan Agung Ukraina telah mengeluarkan angka korban baru untuk anak-anak yang terkena dampak serangan Rusia di Ukraina. Dikatakan bahwa 358 anak telah tewas dan sedikitnya 690 terluka sejak serangan Rusia dimulai pada 24 Februari.

9. Target baru Rusia setelah Ukraina

Rusia dilaporkan tengah menargetkan Moldova agar menjadi sasaran terbarunya pasca Ukraina. Hal ini dibuktikan dari serangan Moskow ke Odessa yang cukup dekat dengan negara itu.

Melihat situasi ini, pemerintah Moldova di Chisinau pun mulai khawatir. Namun ia yakin hal ini masih sebatas skenario biasa.

"Kemungkinan bahwa Moldova bisa menjadi wilayah berikutnya yang akan diserbu oleh Federasi Rusia masih merupakan skenario hipotesis," kata Perdana Menteri Natalia Gavrilița kepada CNN.

"Kami khawatir, tentu saja. Jika aksi militer bergerak lebih jauh ke bagian barat daya Ukraina dan menuju Odesa, maka tentu saja, kami sangat khawatir."

10. Rusia ungkap targetnya di Ukraina

Diplomat top Rusia mengatakan tujuan menyeluruh Moskow melakukan serangan militer di Ukraina adalah untuk menggulingkan pemerintah Presiden Volodymyr Zelensky.

Berbicara kepada utusan pada pertemuan puncak Liga Arab di Kairo pada hari Minggu, menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan Moskow bertekad untuk membantu Ukraina "membebaskan diri dari beban rezim yang sama sekali tidak dapat diterima".


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Fakta Baru Perang Rusia: Ukraina Latihan Jet Tempur AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular