
Airlangga Temui Bos JBIC, 'Colek' Listrik Sampai Blok Masela

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomina) Airlangga Hartarto bersama dengan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu dengan Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang baru, Nobumitsu Hayashi digelar di Hotel Imperial Tokyo, Jepang pada Senin (25/07).
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia dalam dua tahun ke depan akan memulihkan ekonomi dan kembali mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan dengan didukung oleh ketersediaan infrastruktur energi.
Di mana seperti diketahui, pemerintah Indonesia, kata Airlangga serius melaksanakan transisi energi ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mencapai Nationally Determined Contributions (NDC) pengurangan emisi karbon 29% pada tahun 2030.
Airlangga mengakui, bahwa JBIC berperan besar dalam pembangunan ekonomi di Indonesia sebagai sumber pendanaan maupun penasehat di berbagai proyek infrastuktur .
JBIC memiliki spesialisasi, yang salah satunya adalah pembiayaan di sektor energi. "Beberapa proyek infrastruktur utama seperti Pembangkit Listrik Tanjung Jati-B, Jawa 1 dan pembangkit panas bumi Sarula dan Muara Laboh, serta proyek LNG Tangguh. Proyek- proyek ini menyediakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi Indonesia." ujar Menko Airlangga.
Pemerintah Jepang, kata Airlangga, juga telah melakukan banyak kolaborasi dengan Indonesia dalam pengurangan emisi karbon. Salah satunya melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM). Skema ini juga sedang dipertimbangkan sebagai bagian dalam kerjasama pendanaan JBIC dengan Indonesia dalam program transisi energi.
Proyek besar yang juga menjadi pembahasan adalah terkait proyek Masela yang akan menjadi semakin strategis terutama pasca perang Ukraina dan Rusia, terutama karena melonjaknya kebutuhan gas dari negara-negara G7.
Gas menjadi sangat penting, karena dapat digunakan sebagai bahan baku ammonia, bahan baku pupuk, dan gas bisa digunakan untuk membangun methanol yaitu salah satu blending untuk biofuel. Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 19,85 Miliar. Namun demikian, proyek ini mempunyai tantangan ke depan yaitu adanya percepatan transisi energi, persyaratan dekarbonisasi dan perubahan industri hulu Migas, sehingga perlu evaluasi dan identifikasi ulang ruang lingkup proyek.
Gubernur JBIC Hayashi menyampaikan, Indonesia negara sangat strategis dan customer JBIC yang terpenting. "Dukungan JBIC di bidang energi dengan mendukung listrik 11,6 GW yang sangat membantu pembangunan ekonomi Indonesia," terang Gubernur Hayashi.
Selain membahas mengenai energi, pertemuan juga membahas pengembangan sektor otomotif di Indonesia. Di Indonesia, hampir 90% prinsipalnya berasal dari Jepang dan JBIC ikut membiayai pengembangan sektor otomotif. "Kami mendukung investasi perusahaan Jepang di sektor manufaktur terutama di Otomotif, karena dengan dukungan kuat Pemerintah RI selama ini, otomotif Jepang menjadi sangat dicintai di Indonesia bahkan melebihi di Jepang sendiri. JBIC akan lebih mendorong peningkatan nilai dari investasi yang sudah ada," terang Gubernur Hayashi.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyampaikan dan berharap agar ada proyek-proyek industri manufaktur yang besar di Indonesia, yang didukung oleh JBIC. Gubernur Hayashi menyambut baik harapan Menteri Agus dan menjanjikan akan terus mendukung investasi perusahaan Jepang di industri manufaktur khususnya sektor otomotif.
Menko Airlangga juga menyampaikan harapan agar JBIC juga mendorong investasi di sektor lain yang sangat potensial, terutama sejak masa pandemi dan krisis global ini, yaitu sektor Kesehatan (Medical) dan sektor Pangan (Food). "Sektor Kesehatan sudah mengembangkan layanan Kesehatan di KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), yaitu di KEK Kesehatan di Sanur Bali. Di KEK boleh melakukan penelitian klinikal-trial dan memungkinkan Dokter Asing untuk bisa praktek," terang Menko Airlangga.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berkah Ramadan! Ini Deretan Bansos dari Pemerintah