Internasional

Heboh Israel "Ngamuk" ke Rusia, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
26 July 2022 09:55
Chairman of the Yesh Atid Party, Yair Lapid, delivers a statement to the press in the Knesset, the Israeli Parliament, in Jerusalem, on Monday, May 31, 2021. (Debbie Hill/Pool via AP)
Foto: Yair Lapid (Debbie Hill/Pool via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid memperingatkan Rusia untuk tidak menutup Badan Yahudi (Jewish Agency) di negaranya. Ia mengatakan ini akan berdampak negatif terhadap hubungan antara kedua negara.

Peringatan Lapid muncul setelah Kementerian Kehakiman Rusia mengajukan banding ke pengadilan distrik Moskow. Ini untuk menuntut pembubaran kantor Badan Yahudi di Rusia pekan lalu.

Rusia sendiri menyebut langkah ini diambil lantaran kegiatan lembaga itu yang mempromosikan migrasi ke Israel. Ini diketahui telah menarik minat umat Yahudi yang ada di negara itu.

"Perdana Menteri Lapid mengatakan bahwa hubungan dengan Rusia penting bagi Israel. Komunitas Yahudi di Rusia besar dan penting dan muncul dalam setiap diskusi diplomatik dengan pemerintah di Moskow," kata Kantor Perdana Menteri dalam sebuah pernyataan, melansir Time of Israel, Selasa (26/7/2022)

"Menutup kantor Badan Yahudi akan menjadi peristiwa besar, yang akan memiliki konsekuensi pada hubungan itu," lanjut pernyataan itu.

Lapid juga telah menugaskan Kementerian Luar Negeri Israel untuk menyusun tindakan spesifik yang dapat diambil jika Rusia melanjutkan rencananya untuk menutup operasi organisasi. Ini termasuk memanggil kembali duta besar Israel untuk Moskow, pernyataan publik yang lebih agresif terhadap Rusia, serta meningkatkan dukungan Israel untuk Ukraina.

"Kami mencoba untuk menjaga hal-hal rendah dan menyelesaikannya dengan bertukar surat dengan pengacara dan mencoba untuk mencapai kompromi," kata seorang pejabat Badan Yahudi pada Minggu (24/7/2022), berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah.

"Sekarang mereka membawanya ke pengadilan, jelas bahwa mereka tidak mencari kompromi atau negosiasi. Jelas bahwa ini adalah langkah politik," tambahnya.

"Ini sebenarnya bukan tentang beberapa ketidaksepakatan hukum atau prosedur teknis yang dilanggar atau bahkan hanya upaya kecil-kecilan untuk mengintimidasi Badan Yahudi karena mereka anti semit atau menentang imigrasi atau semacamnya," jelasnya lagi.

Di masa lalu, Rusia dilaporkan pernah terlibat kasus hukum yang melibatkan Israel. Salah satu contoh, kasus Naama Issachar, seorang wanita Israel yang ditahan di Rusia setelah sejumlah kecil mariyuana ditemukan di bagasinya saat singgah di bandara Moskow.

Dalam insiden itu, para pejabat Rusia dengan cepat menjelaskan kepada Israel bahwa Issachar akan dibebaskan jika Tel Aviv menyerahkan seorang warga negara Rusia, Aleksey Burkov, yang telah ditahan di Israel dan akan diekstradisi ke Amerika Serikat (AS) untuk kejahatan dunia maya.

Israel akhirnya tidak mengikuti permintaan Rusia dan memang mengekstradisi Burkov ke AS. Issachar malah diampuni setelah Israel memberikan kendali atas Aleksander Courtyard Kota Tua Yerusalem kepada Masyarakat Ortodoks Palestina Kekaisaran Rusia.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sebut Hitler Orang Yahudi, Menlu Rusia Dikecam Israel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular