Ancaman Baru Selain Covid Nyata! WHO: Ngeri, Apokaliptik

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
26 July 2022 09:20
The Oak Fire burns in Darrah in Mariposa County, California, U.S. July 22, 2022.  REUTERS/David Swanson     TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: REUTERS/DAVID SWANSON

Jakarta, CNBC Indonesia - Cuaca 'neraka' alias gelombang panas melanda kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS). Baru-baru ini, cuaca panas bahkan sudah menghampiri China yang diprediksi akan mengalami suhu lebih panas dibandingkan biasanya selama 10 hari ke depan.

Hans Henri Kluge, Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengemukakan fenomena perubahan iklim semakin mengkhawatirkan. WHO menyebut situasi ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dan semakin menakutkan.

"Tak pernah terjadi sebelumnya. Menakutkan, apokaliptik. Perubahan iklim bukanlah hal baru. Namun konsekuensi meningkat pada musim demi musim, tahun demi tahun," kata Kluge dalam pernyataan yang dikutip laman resmi WHO, Selasa (26/7/2022).

Kluge lantas menyoroti kebakaran hutan yang biasanya terjadi di Selatan Eropa kini ikut terjadi di wilayah Skandinavia. Gelombang panas juga dapat memicu kematian dini dan memperparah penyakit komorbid.

WHO kemudian menyarankan masyarakat mengurangi aktivitas fisik yang berlebih di luar ruangan serta jangan meninggalkan anak kecil atau hewan peliharaan di kendaraan. Selain itu, masyarakat diminta untuk menghindari alkohol, kopi, atau minuman dengan gula.

"Krisis yang menjalar di zaman kita ini mengancam kesehatan individu dan eksistensi kemanusiaan," kata Kluge.

Sebagai informasi, Banyak orang yang mengira kalau Covid-19 menjadi ancaman yang paling mengerikan bagi umat manusia. Namun ternyata masih ada ancaman yang lebih ngeri dari Covid-19 yang sudah banyak menewaskan banyak orang di seluruh dunia.

Adalah perubahan iklim yang diyakini lebih mengerikan dari pandemi Covid-19. Beberapa tokoh umat Kristiani dunia menyerukan kepada masyarakat dunia untuk bersatu dan bersiap menghadapi ancaman tersebut. Seruan itu disampaikan melalui sebuah deklarasi bersama.

Deklarasi yang dimotori pemimpin gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, pemimpin spiritual gereja Ortodoks, Patriark Ekumenis Bartholomew, dan uskup agung Anglikan, Justin Welby itu menyebutkan bahwa masyarakat dunia harus mulai mendengarkan tangisan Bumi dan orang-orang miskin.

"Ini adalah momen kritis. Masa depan anak-anak kita dan masa depan rumah kita bersama bergantung padanya," ujar deklarasi bersama tersebut.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, Ini Tanggapan Sri Mulyani!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular