Internasional

Zelensky: Putin Kobarkan Perang Baru di Eropa, "Perang Gas"

sef, CNBC Indonesia
Selasa, 26/07/2022 08:02 WIB
Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dengan para prajurit selama kunjungannya ke wilayah Kharkiv. (AFP/STR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin mengobarkan perang baru selain di negaranya. Ini adalah "perang gas" melawan Eropa.

"Rusia tidak akan melanjutkan pasokan gas ke negara-negara Eropa, seperti yang diwajibkan dalam kontrak. Dan ini adalah perang gas terbuka, yang dilancarkan Rusia melawan Eropa yang bersatu," kata Zelenskyy dalam pidato Senin malam di aplikasi perpesanan Telegram, dikutip CNBC International dan AFP, Selasa (26/7/2022).

"Mereka tidak peduli apa yang akan terjadi pada rakyat, bagaimana mereka akan menderita kelaparan karena pemblokiran pelabuhan atau dari musim dingin dan kemiskinan," tambahnya seraya menyebut Rusia terlibat dalam "berbagai bentuk teror".


Dia juga meminta para pemimpin global untuk memutuskan hubungan perdagangan dengan Rusia sebanyak mungkin. Ia meyakini itu efektif untuk menekan Moskow.

"Makanya harus balas. Jangan pikirkan bagaimana mengembalikan turbin, tapi perkuat sanksinya," katanya lagi.

Sementara itu, "bom" baru diberikan Rusia ke pasokan gas Eropa. Setelah menurunkan kapasitas Nord Stream 1 hingga menjadi 40% dari kapasitas normal sejak Juni dan mematikan sementara 10 hari guna pemeliharaan, kini Moskow akan kembali menurunkan gas mulai Rabu.

BUMN gas Rusia, Gazprom mengatakan haya akan menyalurkan 33 juta meter kubik (mcm) gas per hari. Padahal itu setengah dari pasokan saat ini, yang memang sudah kurang bagi Benua Biru dan mengancam Eropa dalam krisis energi.

Pengumuman disampaikan melalui sebuah postingan di Twitter. Rusia mengaku ini akibat masalah teknis di stasiun kompresor Portovaya.

"Karena berakhirnya waktu yang ditentukan sebelum perbaikan ... Gazprom mematikan satu lagi mesin turbin gas yang diproduksi oleh Siemens di Porovaya," kutipan cuitan itu.

Pipa Nord Stream 1 merupakan salah satu rute pengiriman gas utama ke Eropa melalui Jerman. Pipa itu dimiliki mayoritas oleh Gazprom dengan 51%, sementara lainnya adalah perusahaan barat, PEGI/E.ON dan Wintershall Dea 15,%, lalu French Engie dan Dutch Gasunie masing-masing 9%.

Kapasitas maksimal gas yang dapat dialirkan melalui Nord Stream 1 adalah sekitar 160 juta meter kubik (mcm) per hari. Ini sekitar 55 miliar meter kubik (bcm) per tahun.

Penurunan lagi pasokan gas ini akan meningkatkan risiko penjatahan gas di Eropa. Sebelumnya lembaga Uni Eropa (UE) mengusulkan kepada negara-negara anggota pekan lalu untuk memotong penggunaan gas sebesar 15% antara Agustus 2022 dan Maret 2023.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Putin Makin Terdepan, Rusia Rebut Kota Chasiv Yar Ukraina