Internasional

Resesi, Resesi, Resesi! Ini Kata Biden soal Resesi AS

News - sef, CNBC Indonesia
26 July 2022 06:32
U.S. President Joe Biden participates in a welcoming ceremony at Ben Gurion International Airport in Lod, near Tel Aviv, Israel, July 13, 2022. REUTERS/Ammar Awad Foto: REUTERS/AMMAR AWAD

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden buka suara soal resesi di negerinya. Ia mengaku tak melihat itu meski angka PDB yang akan dirilis akhir pekan ini mungkin menunjukkan ekonomi menyusut untuk kuartal kedua berturut-turut.

Perlu diketahui, resesi ekonomi diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Secara umum, resesi terjadi ketika ekonomi tumbuh negatif dua kuartal beruntun.

"Kami tidak akan berada dalam resesi dalam pandangan saya," kata Biden kepada wartawan, dikutip AFP, Selasa (26/7/2022).

Biden sendiri mengutip angka ketenagakerjaan. Menurutnya datanya masih kuat.

Data lapangan kerja AS pada Juni tetap dengan 372.000 pekerjaan tercipta. Sedangkan tingkat pengangguran bertahan di kisaran 3,6%.

Ia mengatakan melihat "soft landing" pada ekonomi AS. Menurutnya, AS beralih dari pertumbuhan yang cepat ke pertumbuhan yang stabil.

Biden sejalan dengan para menterinya memang "meremehkan" kekhawatiran akan resesi saat ini. Meskipun saat ini inflasi di AS, menembus 9,1% dan bank sentral The Fed menaikkan suku bunga 75 bps untuk menahannya.

Sebelumnya, PDB AS turun 1,6% secara tahunan pada kuartal pertama (Q1) tahun ini. Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan, ekonomi AS pada Q2 yang hanya akan tumbuh 0,4%.

Sebelumnya, mengutip CNN International, beberapa konsumen di Negeri Paman Sam memang sudah sulit membayar tagihan mereka tepat waktu. Sejumlah data, merujuk hal tersebut.

Raksasa kartu kredit Discover dan Capital One misalnya. Keduanya mencatat jatuhnya pendapatan kuartalan, dipicu tunggakan yang naik.

Kedua perusahaan juga meningkatkan cadangan mereka untuk kerugian kredit di masa depan. Ini jadi langkah peringatan yang menunjukkan kekhawatiran arah ekonomi selama beberapa bulan ke depan.

Merujuk laman yang sama, sebenarnya, banyak faktor makro yang berperan. Inflasi masih merajalela menjadi salah satunya.

Fenomena sama juga terjadi di layanan telekomunikasi nirkabel (wireless). AT&T mengatakan dalam laporan pendapatannya, para pelanggannya membayar tagihan bulanan mereka lebih lambat dari biasanya.

Saingannya, Verizon juga melaporkan pendapatan yang sama dan membuat perusahaan menurunkan prospeknya untuk tahun ini. Seperti AT&T, Verizon juga melihat beberapa pelanggan mulai merasakan kesulitan membayar.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ini 6 Negara-Wilayah yang Kena Resesi Tahun Depan, RI Masuk?


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading