Internasional

Tak Terduga, Ekonomi Korsel Meningkat di Q2 2022 karena Ini

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 26/07/2022 07:53 WIB
Foto: AFP via Getty Images/JUNG YEON-JE

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan (Korsel) secara tak terduga meningkat pada kuartal kedua. Hal ini dipicu karena konsumsi yang kuat saat pelonggaran pembatasan Covid-19 sehingga mendukung kenaikan suku bunga bank sentral.

Pada Selasa (26/7/2022), Bank of Korea (BOK) memperkirakan produk domestik bruto untuk periode April-Juni naik 0,7% quarter-on-quarter. Itu lebih cepat dari pertumbuhan 0,6% pada kuartal pertama dan di atas kenaikan 0,4% yang diperkirakan dalam survei Reuters.

BOK sendiri telah memberikan kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Juni ini. Para ekonom mengatakan data optimis memungkinkan bank sentral untuk melanjutkan pengetatan kebijakan dalam beberapa bulan mendatang.


"Perekonomian pasti akan melambat karena inflasi yang berkepanjangan dan pendinginan ekspor, tetapi data yang solid hari ini adalah dorongan yang baik bagi bank sentral yang melihat inflasi sebagai risiko utama untuk saat ini," kata Chun Kyu-yeon, ekonom di Hana Financial Investment.

BOK telah menaikkan suku bunga kebijakan dengan gabungan 1,75 poin persentase menjadi 2,25% dari rekor terendah 0,5% sejak Agustus 2021, dan para ekonom memperkirakan suku bunga berada di 2,75% pada akhir tahun ini. Bank mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada 25 Agustus mendatang.

Konsumsi swasta sendiri melonjak 3,0% setelah penurunan 0,5% pada kuartal pertama karena pemerintah pada April menghapus hampir semua pembatasan jarak sosial terkiat Covid-19.

Perekonomian juga menerima dorongan dari pengeluaran pemerintah setelah parlemen menyetujui anggaran tambahan 62 triliun won, beberapa minggu setelah Presiden Yoon Suk Yeol menjabat pada awal Mei 2022.

Namun, ekspor dan pengeluaran perusahaan untuk fasilitas produksi merosot di tengah perlambatan ekonomi China dan dampak dari perang Rusia-Ukraina serta gelombang global pengetatan kebijakan moneter untuk memerangi inflasi.

Ekspor menyusut 3,1% pada periode April-Juni dari kuartal sebelumnya, ini mencatat penurunan terbesar dalam dua tahun. Investasi modal juga turun untuk kuartal keempat berturut-turut sebesar 1,0% menyusul kontraksi 3,9% pada periode Januari-Maret.

Korsel, sebagai ekonomi terbesar keempat di Asia itu tumbuh 2,9% pada kuartal kedua year-on-year, lebih cepat dari ekspektasi analis untuk pertumbuhan 2,5% tetapi lebih lambat dari pertumbuhan 3,0% pada kuartal pertama.


(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mobil Bensin Bakal Tamat Gara-Gara Temuan Peneliti Korsel