
Harga TBS Sawit Masih Amblas Karena Ulah Pengusaha?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mulai merangkak naik. Namun, kenaikan tersebut belum diikuti oleh membaiknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani.
Harga CPO naik tipis di sesi awal perdagangan pada Senin (25/7/2022). Melansir Refinitiv, pukul 09:46 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 3.736/ton atau menguat 0,43%. Harga CPO hari ini jauh lebih baik dibandingkan pada pertengahan Juli di mana CPO menyentuh level MYR 3.500 per ton.
Sementara itu, berdasarkan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), harga TBS kelapa sawit untuk periode 1-15 Juli 2022 ditetapkan sebesar Rp 1.614,20 per kg untuk umur tanaman 3 tahun. Harga TBS untuk umur tanaman 5 tahun ditetapkan sebesar Rp 1.732,14 per kg.
Harga tersebut terus turun dibandingkan yang ditetapkan pada 16-30 Juni 2022. Pada periode tersebut, TBS kelapa sawit untuk umur tanaman 3 tahun sebesar Rp 2.070,34 per kg sementara untuk t tahun sebesar Rp 2.221,50 per kg.
Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Manurung, mengatakan rendahnya harga TBS kelapa sawit lebih disebabkan ketidakinginan pabrik kelapa sawit (PKS) membeli dengan harga yang lebih tinggi.
"Isunya ini dibuat seram. Tidak ada ekspor CPO dan turunannya. Padahal ada ekspor di Mei, Juni, Juli. Namun, frame yang dibangun adalah ekspor tidak lancar untuk membuat petani sawit terpuruk," tutur dalam acara CNBC Indonesia Special Dialogue dengan tema "Percepatan Ekspor CPO: Antara Usaha dan Realita", Senin (25/7/2022).
Gulat menjelaskan ekspor CPO mencapai 2,97 juta ton pada Juni sementara pada 1-23 Juli menembus 1,3 juta ton.
"Ekspor lancar kok tapi frame yang dibangun adalah yang dibuat untuk membuat petani terpuruk. Eksportir akan mengatakan ekspor tidak lancar. Refinery akan menterjemahkan ini dengan membeli CPO dari PKS dengan ditekan harganya. PKS kemudian akan nendang lagi ke petani. Ini paling menyakitkan," ujarnya.
Gulat menambahkan pembebasan pungutan ekspor CPO dan produk turunannya hanya mampu mendongrak harga sebesar Rp 250 per kg. Padahal, dalam hitungannya, kebijakan tersebut bisa membantu kenaikan TBS sebesar Rp 1.000 per kg.
"Harusnya harga TBS saat ini ada di Rp 2.450 per kg tapi ini hanya setengahnya yaitu Rp 1.250 per kg," tutur Gulat.
Anggota Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Maruli Gultom, mengatakan harga TBS kelapa sawit harusnya mencerminkan kenaikan harga CPO.
"Kalau CPO naik ya biar aja lah biar petani menikmati. Kalau harga rendah ya so what?," tuturnya.
Sementara itu, Plt. Direktur Kemitraan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kabul Wijayanto, mengatakan perlu pembenahan menyeluruh untuk membuat harga TBS membaik. Termasuk di dalamnya adalah kesamaan peraturan antara formulasi harga TBS di Kementerian Pertanian, keputusan gubernur terkait harga sawit, serta fakta di lapangan berupa pergerakan ekspor.
"Faktanya memang ekspor naik. Kami melihat fakta di lapangan berbeda dengan dengan keputusan gubernur daerah sentra sawit," tuturnya,
Harga TBS kelapa sawit terus anjlok sejak Juni setelah pemerintah membuka program percepatan ekspor atau flush out. Pemerintah juga membebaskan pungutan ekspor Dana Perkebunan Kelapa Sawit jadi nol untuk mempercepat ekspor. Pembebasan pungutan berlaku 31 Juli-1 Agustus tahun ini.
Kebijakan tersebut diharapkan bisa mengurangi limpahan pasokan CPO sekaligus memperbaiki harga TBS kelapa sawit.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, stok akhir minyak sawit nasional per Mei 2022 melonjak jadi 7,23 juta ton. Dibandingkan posisi April 2022 yang sebesar 6,10 juta ton.
Untuk membantu mendongrak TBS kelapa sawit, pemerintah juga akan mengimplementasikan biodiesel 35% pada akhir Juli 2022. Staf Khusus Menteri Perdagangan bidang Peningkatan Ekspor dan Perluasan Pasar Luar Negeri Oke Nurwan, mengatakan implementasi B35 (campuran minyak sawit 35% dan solar 65%) merupakan upaya untuk menyerap pasokan CPO dari pasar dalam negeri selain industri minyak goreng.
Program tersebut hanya bersifat sementara untuk menyerap pasokan CPO yang melimpah. Nantinya, program akan kembali kepada B30 jika harga TBS sudah membaik.
"Ide B35 berangkat dari TBS yang tidak terserap oleh PKS (pabrik kelapa sawit). Ekspor terkendala dan posisi (pasokan CPO) menumpuk. Selain menyalurkan ekspor maka perlu juga dicari saluran lain, seperti B35," tutur Oke.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok