Internasional

Kalau Lihat Ini, Populasi China Memang Bakal Dilibas India

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
25 July 2022 13:05
Orang-orang mengenakan pakaian hangat saat berkendara di jalan pada 22 November 2021 di Lianyungang, Provinsi Jiangsu, Tiongkok. (VCG via Getty Images/VCG)
Foto: China (VCG via Getty Images/VCG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Populasi China makin melambat secara signifikan. Data kelahiran yang dirilis Minggu malam menunjukkan penurunan drastis di beberapa provinsi selama 2021.

Data kelahiran tahun 2021 yang dirilis oleh 29 provinsi menunjukkan bahwa jumlah kelahiran baru pada tahun 2021 adalah yang terendah dalam beberapa dekade terakhir. Ini merupakan sinyal negatif pertumbuhan jangka pendek China dari 2021-2025.

"Hanya ada enam di antara 10 provinsi teratas dengan angka kelahiran tertinggi melebihi 500.000," tulis Global Times, dikutip Senin (25/7/2022).

Secara rinci, 10 provinsi teratas dengan kelahiran terbanyak adalah Guangdong, Henan, Shandong, Sichuan, Hebei, Anhui, Guangxi, Jiangsu, Hunan, dan Guizhou. Namun, hanya Guangdong yang memiliki lebih dari 1 juta kelahiran baru.

Provinsi Henan misalnya memiliki kurang dari 800.000 kelahiran untuk pertama kalinya sejak 1978. Provinsi Hunan juga turun di bawah 500.000 untuk pertama kalinya dalam hampir 60 tahun.

"Tingkat pertumbuhan total penduduk China telah melambat secara signifikan dan diperkirakan akan memasuki pertumbuhan negatif selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025," kata Kepala Urusan Kependudukan dan Keluarga Komisi Kesehatan Nasional China, Yang Wenzhuang.

Tak dipungkiri kebijakan anak ketiga yang diberlakukan pemerintah Xi Jinping memang dapat meringankan beberapa masalah. Tetapi hal itu diyakini tidak mungkin untuk membalikkan keadaan dalam jangka pendek.

"Ini adalah hasil yang tak terelakkan dari periode panjang tingkat kesuburan yang rendah di China," kata seorang ahli demografi dan peneliti senior di Pusat China dan Globalisasi, Huang Wenzheng.

"Dapat diprediksi bahwa tingkat kelahiran China akan terus menyusut selama lebih dari satu abad dan tingkat kelahiran di kota-kota tingkat pertama akan terus turun," tambahnya.

Menurut Komisi Kesehatan Nasional, rata-rata jumlah perempuan usia subur yang China kini menjadi 1,64 pada 2021. Angka ini turun dari 1,76 pada 2017 dan 1,73 pada 2019.

Sementara dari 10,62 juta orang yang lahir pada 2021, 41,4% adalah anak kedua. Sementara 14,5% adalah anak ketiga atau lebih.

"Tingkat kesuburan yang rendah berarti semakin sedikit calon ibu dan ayah. Jumlah orang yang ingin memiliki anak juga menyusut dengan cepat pada saat yang bersamaan," jelas Huang.

"Tambahkan kedua faktor ini bersama-sama dan kita sekarang melihat tren penyusutan cepat dalam laju pertumbuhan penduduk alami," ungkapnya lagi.

Sebenarnya untuk menggenjot kelahiran, sejumlah provinsi sudah mengurangi biaya persalinan, pengasuhan anak, dan pendidikan. Ada pula kota yang membagikan uang kepada pasangan yang melahirkan lebih dari satu anak.

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan hitungan terbaru terkait jumlah populasi dunia. Dengan jumlah populasi diperkirakan mencapai 8 miliar pada 15 November tahun ini, ada pergeseran negara dengan jumlah penduduk terbanyak

Dalam laporannya, PBB menyebut posisi China akan tergeser sebagai negara dengan populasi penduduk terbanyak pada 2023. Posisi pertama akan ditempati India.

"Tahun 2023 adalah ketika India kemungkinan akan melampaui China sebagai negara terpadat di dunia," tulis Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB/

Di 2021 saja, populasi India hanya kalah tipis dari China, 1,412 miliar versus 1,426 miliar. Angka ini diyakini akan semakin meningkat hingga 2050


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Apa Xi Jinping? Populasi China Turun, Pertama Sejak 1961

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular