Ternyata, Diam-diam Anak Buah Jokowi Ngebut Swasembada Gula

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
25 July 2022 09:15
Gula kristal mentah (raw sugar)  impor (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Gula kristal mentah (raw sugar) impor (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan, Indonesia bisa swasembada gula di tahun 2024. Untuk itu, Dirjen Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah mengatakan, pihaknya telah memulai upaya mencapai target tersebut sejak tahun 2020.

"Program percepatan swasembada gula konsumsi dimulai dari 2020 akan dilaksanakan hingga 2023 yang hasilnya akan dipanen tahun 2024, sehingga swasembada ditargetkan tercapai pada tahun 2024," kata Andi Nur Alam kepada CNBC Indonesia dikutip Senin (25/7/2022)

Dia menambahkan, berdasarkan evaluasi akhir giling seluruh pabrik gula tebu, produksi gula tahun 2021 sebesar 2,35 juta ton. Naik dibandingkan tahunn 2020 yang sebesar 2,13 juta ton. Dan tahun 2022, produksi gula diperkirakan meningkat hingga 2,54 juta ton.

"Jika target produksi 2,54 juta ton tercapai, ditambah dengan stok awal tahun sebesar 744 ribu ton dan impor gula kristal putih dan raw sugar 1 juta ton, sehingga total ketersediaan gula mencapai 4,3 juta ton. Sedangkan kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton, sehingga di akhir tahun diperkirakan ada cadangan stok 1 juta ton untuk kebutuhan hingga memasuki awal musim giling tahun berikutnya," ujarnya.

Secara total termasuk kebutuhan industri, lanjut Andi Nur Alam, konsumsi gula nasional diprediksi mencapai 7,3 juta ton tahun ini. Dimana kebutuhan gula industri adalah 4,1 juta ton.

Data produksi gula tahun 2021 menunjukkan produksi gula nasional baru mencapai 2,35 juta ton yang berasal dari produksi giling tebu dalam negeri oleh pabrik gula. Dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton, sehingga masih terdapat kekurangan sebesar 850 ribu ton hanya untuk kebutuhan gula konsumsi saja.

Presiden Joko Widodo mendorong jajarannya untuk mempersiapkan kebutuhan gula nasional dengan baik. Hal itu karena gula merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang berpengaruh pada terjadinya inflasi, serta terpengaruh berbagai disrupsi dan pengurangan importasi dari negara-negara lain. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)Foto: Presiden Joko Widodo mendorong jajarannya untuk mempersiapkan kebutuhan gula nasional dengan baik. Hal itu karena gula merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang berpengaruh pada terjadinya inflasi, serta terpengaruh berbagai disrupsi dan pengurangan importasi dari negara-negara lain. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo mendorong jajarannya untuk mempersiapkan kebutuhan gula nasional dengan baik. Hal itu karena gula merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang berpengaruh pada terjadinya inflasi, serta terpengaruh berbagai disrupsi dan pengurangan importasi dari negara-negara lain. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)


Kementan, ujarnya, kemudian melakukan upaya peningkatan produksi melalui ekstensifikasi maupun rawat dan bongkar ratoon. Yaitu, penanaman lahan baru sebanyak 75 ribu ha, bongkar ratoon 75 ribu ha, dan rawat ratoon 125 ribu ha.

Dari perluasan 75 ribu ha tersebut diharapkan bisa menghasilkan produktivitas 85 ton pe ha dan rendemen 8,47. Sedangkan hasil bongkar ratoon ditargetkan mencapai kenaikan produktivitas dari 70 ton per ha menjadi 85 toon ha dan rendemen dari 7,45% jadi 8,35. Sementara, sasaran rawat ratoon adalah menaikkan produktivitas dari 70 ton per ja menjadi 83 ton per ha dan rendemen dair 7,45% jadi 8%.

"Ekstensifikasi diharapkan bisa memenuhi produksi 539.692 ton gula kristal putih (GKP) bongkar ratoon dibidik menghasilkan tambahan 138 ribu ton GKP, dan rawat ratoon sebanyak 178.125 ton GKP. Sehingga, dengan ekstensifikasi dan intensifikasi, peningkatan produksi yang tercapai untuk memenuhi kekurangan gula konsumsi sebesar 850 ribu ton GKP," kata Andi Nur Alam.

"Terkait dengan penganggaran pelaksanaan kegiatan percepatan swasembada gula konsumsi yang sudah dilaksanakan tahun 2020 sumber anggaran berasal dari APBN, KUR, maupun anggaran CSR pihak pabrik gula," pungkas Andi.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Stok Terbatas, Waspadai Lonjakan Harga Gula

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular