Internasional

Sama-sama Rilis Data PMI: Jepang Tumbuh, Eropa Kontraksi

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
22 July 2022 18:15
The interior of the Brompton folding bicycles factory in west London, is seen from a mezzanine, Tuesday, Nov. 24, 2020. The team at Brompton Bicycles company thought they were prepared for Britain's Brexit split with Europe, but they face uncertainty about supplies and unexpected new competition from China, all amid a global COVID pandemic. (AP Photo/Matt Dunham)
Foto: Pabrik sepeda lipat Brompton di London barat (AP/Matt Dunham)

Jakarta,CNBC Indonesia - Beberapa negara dan ekonomi utama dunia telah merilis aktivitas manufaktur di Juli 2022Aktivitas tersebut diukur oleh Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) berdasarkan survei dan data yang dikumpulkan oleh IHS Markit.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Jika angkanya di bawah berarti kontraksi namun jika di atas artinya ekspansi.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Jibun Bank Jepang di Juli turun ke 52,2 dari 52,7 di Juni. Ini menjadi ekspansi paling lambat sejak September 2021.

Aktivitas manufaktur Jepang tumbuh pada laju paling lambat dalam 10 bulan pada Juli karena output dan pesanan baru berkontraksi. Sehingga membebani ekonomi yang berjuang untuk pulih pada pasca pandemi.

Aktivitas di sektor jasa juga berkembang pada tingkat yang lebih lambat. Ini mengindikasikan adanya permintaan yang lebih lemah di dalam negeri karena pelemahan yen mendorong biaya impor dan meningkatkan kekhawatiran tentang dampak yang mungkin terjadi pada perekonomian.

Analis S&P Global Market Intelligence Usamah Bhatti mengatakan bahwa kekurangan bahan baku dan meningkatnya biaya energi serta upah semakin mengurangi output dan arus masuk pesanan baru. Hal tersebut terlihat di pabrik yang mencatatkan penurunan tingkat produksi untuk pertama kalinya dalam lima bulan.

Sementara itu, di kawasan Eropa, aktivitas bisnis secara tak terduga mengalami kontraksi karena penurunan di bidang manufaktur dan menurunnya sektor jasa. Ini karena biaya yang meningkat mendorong konsumen untuk mengurangi pengeluaran.

PMI manufaktur turun menjadi 49,6 di Juli dari 52,1 di bulan sebelumnya. Hal itu jauh di bawah perkiraan analis Reuters yang memproyeksikan PMI akan moderat di 51.

"Ekonomi zona Eropa tampaknya akan berkontraksi pada kuartal III-2022 karena aktivitas bisnis tergelincir ke penurunan pada Juli dan indikator ke depan mengisyaratkan lebih buruk dalam beberapa bulan mendatang," tutur Kepala Analis S&P Global Chris Williamson.

Dia juga menambahkan bahwa kontraksi PMI di Juli merupakan yang pertama sejak Juni 2013 yang mengindikasikan ekonomi Eropa akan berkontraksi pada tingkat triwulanan sebanyak 0,1%. PMI sektor jasa juga turun ke 50,6 di Juli dari 53 dan menjadi level terendah sejak 15 bulan.

Krisis biaya hidup telah membuat konsumen waspada dan mengurangi pengeluaran. Sehingga indeks bisnis baru layanan turun menjadi 48,4 dari 51,8 dan menjadi yang terendah sejak Februari 2021.

Selain itu, PMI Juli di kawasan Amerika Serikat (AS) juga akan dirilis pukul 20:45 WIB. Diketahui, PMI AS per Juni berada di 52,7 dan menjadi yang terendah sejak Juli 2020, meskipun masih dinilai tumbuh karena di atas indikator angka 50, dipicu oleh penurunan pada pesanan baru dan permintaan barang dan jasa selama dua tahun.

Melansir laman IHS Markit S&P Global, menunjukkan bahwa konsensus analis Refinitiv memprediksikan PMI manufaktur dan jasa AS per Juli akan menunjukkan perlambatan ekspansi lebih lanjut ke 52,1. Tidak jauh berbeda, konsensus analis Investing.com memperkirakan PMI manufaktur AS per Juli akan berada di 52,6 yang lebih rendah dibandingkan bulan Juni.

Permintaan masyarakat tertekan karena inflasi AS per Juni melonjak 9,1% dan menjadi yang tertinggi sejak 40 tahun. Hal tersebut dipicu oleh kenaikan harga barang di tingkat produsen.

Indeks Harga Produsen (IHP) per Juni melonjak 11,3% dari tahun lalu dan menjadi angka tertinggi sejak Maret 2022.

Dari kenaikan tersebut sebanyak 90% berasal dari melonjaknya biaya energi karena harga minyak dan gas alam. Sementara IHP inti juga naik 6,4% secara tahunan, meskipun menurun jika dibandingkan dengan kenaikan di Mei sebanyak 6,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pantang Mundur, Manufaktur RI Terus Ekspansi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular