Internasional

Setelah Eropa dan AS, Kini "Neraka" Hampiri China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Jumat, 22/07/2022 14:00 WIB
Foto: Termometer menunjukkan suhu permukaan telah melebihi 40 derajat di Yichang, Provinsi Hubei, Cina, pada 14 Juli 2022. (Future Publishing via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Cuaca "neraka" alias gelombang panas yang melanda Eropa dan Amerika Serikat (AS) kini menghampiri China. Negeri Tirai Bambu diprediksi akan mengalami suhu lebih panas selama 10 hari ke depan.

Melansir Reuters, ahli meteorologi memperingatkan suhu ekstrem akan muncul dari wilayah timur ke barat. Beberapa kota pun telah mengeluarkan peringatan mulai hari ini, Jumat (22/7/2022).

Lonjakan suhu yang tajam diperkirakan terjadi pada Sabtu besok, sebelum meningkat menjadi gelombang panas. Suhu pada Sabtu ini dijuluki hari "panas besar" di Almanak China, kalender lunar tradisional.


Foto: Orang-orang yang memakai topi berjalan di jalan di tengah suhu tinggi pada 13 Juli 2022 di Chongqing, Cina. (China News Service via Getty Images)
Orang-orang yang memakai topi berjalan di jalan di tengah suhu tinggi pada 13 Juli 2022 di Chongqing, Cina. (China News Service via Getty Images)

"Suhu panas diperkirakan memiliki cakupan yang sama dengan gelombang panas dari 5-17 Juli lalu dan akan lebih banyak wilayah yang akan bersuhu lebih dari 40 derajat Celcius (104 Fahrenheit)" kata Fu Jiaolan, kepala ramalan cuaca di pusat meteorologi.

Hal ini membuat beberapa kota di provinsi Zhejiang, rumah bagi banyak pabrik dan eksportir China, mulai mengeluarkan peringatan merah. Mereka memperkirakan suhu akan mencapai 40 derajat Celcius (104 Fahrenheit) dalam 24 jam ke depan.

Kementerian Manajemen Darurat juga memperingatkan beban pada jaringan listrik nasional mungkin akan mencapai titik tertinggi baru. Ini terkait meningkatkan permintaan penggunaan AC oleh rumah, kantor dan pabrik, sehingga mendorong beban pada jaringan listrik di lebih dari selusin provinsi di negara tersebut.

Dari 1 Juni hingga 20 Juli, sebagian lembah Sungai Kuning dan Sungai Yangtze yang jadi pusat utama industri dan perdagangan, juga akan merasakan 10 hari suhu lebih tinggi lebih dari biasanya. Kementerian juga mengatakan wilayah Zhejiang, serta Fujian, Guangdong, Hunan, Jiangxi dan Chongqing, berada dalam risiko kebakaran hutan. 

Menurut media China, periode terpanas negeri itu 300 tahun terakhir, terjadi tahun 1743 selama dinasti Qing. Seorang misionaris Prancis di Beijing mencatat 44,4 derajat Celcius, kala itu.

Namun sebenarnya, suhu kala itu dikatakan sudah dikalahkan kejadian tahun 2015. Sebuah portal berita di Xinjiang melaporkan suhu 50,3 derajat Celcius di stasiun cuaca dekat Ayding, sebuah danau kering di Depresi Turpan, salah satu tempat terpanas di China.


Saksikan video di bawah ini:

Video: Gelombang Panas di Beijing, Pemerintah Keluarkan Peringatan