Rusia Disebut Mulai 'Loyo', Waktunya Ukraina Serang Balik
Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Rusia yang berada di Ukraina dilaporkan telah kehabisan tenaga. Hal ini didapatkan dari informasi intelijen Inggris, MI6.
Kepala MI6, Richard Moore, mengatakan bahwa Moskow telah kehilangan kemampuannya untuk memata-matai Eropa menyusul pengusiran 400 orang yang diduga sebagai mata-mata negara itu. Ini kemudian akan menyulitkan Rusia untuk menyalurkan logistik dan tenaga.
"Saya pikir penilaian kami adalah bahwa Rusia akan semakin sulit untuk memasok bahan tenaga kerja selama beberapa minggu ke depan," katanya di sela-sela Forum Keamanan Aspen kepada CNN International, dikutip Jumat (22/7/2022).
Ia menyebut dengan situasi seperti ini, Rusia akan kelelahan dan mungkin akan menghentikan operasi militernya sementara waktu. Moore mengatakan ini saat pasukan Moskow berhenti akan menjadi momen yang tepat bagi Kyiv untuk menyerang balik.
"Mereka harus berhenti sejenak dan itu akan memberi peluang Ukraina untuk menyerang balik."
"Semangat Ukraina masih tinggi. Mereka mulai menerima peningkatan jumlah persenjataan yang bagus," tambahnya.
"Rusia, sebaliknya, gagal secara signifikan dalam tujuan awalnya untuk merebut Kyiv dan menggulingkan pemerintah di sana dan sebagian besar menggunakan "umpan meriam" untuk serangannya di Ukraina timur," paparnya lagi.
Rusia sendiri mengaku akan terus melanjutkan serangannya hingga tujuannya terwujud. Sejauh ini Negeri Beruang Putih itu telah berhasil menguasai beberapa kota yang berada di Timur dan Selatan Ukraina.
Rusia memulai serangan yang disebutnya 'operasi militer' di Ukraina pada 24 Februari lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan adanya operasi ini dilakukan untuk membebaskan masyarakat komunitas Rusia di wilayah itu dari kelompok ultranasionalis yang dibeking Kyiv serta memaksa Ukraina untuk tidak bergabung ke NATO.
Meski begitu, negara-negara Barat seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, menentang aksi Rusia ini. Pihak Barat pun telah menjatuhkan sanksi ekonomi dan keuangan untuk membuat negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu kehilangan pendapatan untuk perang.
Tak hanya itu, Barat juga memberikan bantuan persenjataan bagi Ukraina untuk menahan Rusia. Salah satu senjata terbaru yang diberikan Barat adalah rudal HIMARS dari Amerika Serikat. Rudal ini dipercaya efektif setelah berhasil digunakan dalam melumpuhkan gudang senjata Rusia di Kherson yang mengandung sistem pertahanan S-400.
(luc/luc)