Internasional

China Desak Rusia & Ukraina Gencatan Senjata, Putin Setuju?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
22 July 2022 09:10
Chess pieces are seen in front of displayed Russia and Ukraine's flags in this illustration taken January 25, 2022. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: Catur terlihat di depan bendera Rusia dan Ukraina. (REUTERS/Dado Ruvic)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China mendorong agar dilakukan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Hal ini disampaikan langsung oleh Duta Besar (Dubes) China untuk Amerika Serikat (AS) Qin Gang.

Dalam sebuah pernyataan Rabu, (20/7/2022), Qin mengatakan bahwa konflik yang sedang berlangsung di Ukraina telah menimbulkan berbagai krisis baru termasuk pelemahan ekonomi, masuknya migran, serta kekurangan energi dan makanan.

"Jadi yang diminta China adalah gencatan senjata segera, dimulainya kembali pembicaraan damai. Semua pihak yang terlibat harus dilibatkan, termasuk antara Rusia dan AS dan sekutu NATO-nya," ujarnya dikutip media Rusia, RT.

Ia kemudian meminta kedua pihak untuk duduk bersama dan melanjutkan dialog. Ia juga berpesan agar dialog antara Kyiv dan Moskow saling mengakomodasi kepentingan sah satu sama lain.

"Hanya dengan demikian kita dapat mencapai perdamaian dan kita dapat memulihkan keamanan di Eropa yang harus stabil, harus komprehensif, harus seimbang, efektif, dan berkelanjutan," kata diplomat itu, seraya menambahkan bahwa posisi ini juga dimiliki oleh negara-negara berkembang lainnya.

Menurut Qin, Beijing sendiri percaya bahwa "kedaulatan nasional dan integritas teritorial semua negara harus dihormati" dan bahwa "masalah keamanan yang sah dari semua negara harus ditanggapi dengan serius."

Dialog perdamaian antara Rusia dan Ukraina diketahui berjalan mandek dalam beberapa bulan terakhir. Pasalnya, belum ada draft perdamaian yang disetujui antara kedua negara bertetangga itu.

Sejauh ini, dialog terbaru antara kedua negara hanya sebatas membicarakan pembukaan blokade Pelabuhan Odessa. Pelabuhan ini sangat penting sebagai pintu keluar ekspor pangan dari Ukraina.

Beberapa hari lalu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba menyatakan bahwa negosiasi damai dengan Moskow hanya akan masuk akal setelah kekalahan Rusia di medan perang.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menanggapi pernyataan Kuleba dengan mengatakan bahwa pemerintah Ukraina tidak sedang mencari perdamaian untuk negara itu. Alih-alih berbicara dengan Rusia, Zakharova mengatakan Kyiv lebih memilih untuk 'bernyanyi; bersama 'lagu' Washington.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya juga menuduh AS dan sekutunya "secara aktif bertaruh pada perang yang berkelanjutan" dan tidak membiarkan Kiev "berpikir atau berbicara tentang atau mendiskusikan perdamaian."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Akhirnya Terang-terangan Dukung Penuh Rusia di Perang Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular