Internasional

Ini Daftar Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi Sepekan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 July 2022 08:20
People walk in front of the Reichstag building with the German parliament Bundestag in Berlin, Germany, Wednesday, Nov. 17, 2021. Germany’s disease control agency has reported 52,826 new coronavirus cases as infection rates continue to climb and calls grow for fresh public health measures. The Robert Koch Institute said Wednesday that 294 more people had died in Germany of COVID-19 since the previous day.(AP Photo/Markus Schreiber)
Foto: AP/Markus Schreiber

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mempublikasikan hasil perkembangan kasus Covid-19 global selama sepekan mulai tanggal 11 hingga 17 Juli 2022. Di laporan tersebut, badan PBB itu merinci beberapa wilayah dan negara dengan laju kasus tertinggi.

Mengutip data yang berjudul 'Pembaruan Epidemiologi Mingguan Covid-19' itu, WHO menyebutkan negara-negara dengan pertumbuhan kasus tertinggi sepekan yakni Amerika Serikat (866.479 kasus), Prancis (757.830 kasus baru), Italia (718.925 kasus baru), Jerman (602.930 kasus), dan Jepang (559.111 kasus baru).

"Jumlah kematian mingguan baru tertinggi dilaporkan dari Amerika Serikat (2.345 kematian), Brasil (1.751 kematian), Italia (784 kematian), Spanyol (610 kematian), dan China (576 kematian)," tambah WHO merinci angka kematian dalam laporannya, Rabu (20/7/2022).

Walau ada peningkatan di beberapa negara, WHO mengatakan secara global, jumlah kasus Covid-19 mulai mendatar. Selama 11 hingga 17 Juli 2022, ada 6,3 juta kasus baru Covid-19 yang ditemukan setelah sebelumnya tren meningkat selama lima minggu terakhir. Untuk angka kematian, tercatat ada 11 ribu kasus yang ditemukan.

Sementara itu, dari jenis virus, WHO menemukan bahwa Varian Omicron masih mendominasi penularan Covid-19 secara global dari 13 Juni hingga 13 Juli 2022. Bahkan, varian yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan itu terhitung mencapai 95,4% dari jumlah sequencing.

WHO kemudian juga mengatakan bahwa sebuah subvarian Omicron baru juga mulai muncul yakni BA.2.75 Lembaga itu mengatakan masih akan mendalami dan memantau perkembangan penularan subvarian itu.

"Belum ada bukti sejauh mana mutasi ini berdampak pada penularan dan tingkat keparahan penyakit dibandingkan dengan garis keturunan sirkulasi lainnya. Pada 18 Juli, 250 urutan BA.2.75 dari 15 negara telah dilaporkan di GISAID," tambah lembaga itu.

Lebih lanjut, WHO meminta agar setiap negara tetap waspada dengan perkembangan Omicron. Pasalnya, beberapa negara telah melakukan modifikasi peraturan sistem pengetesan yang justru menemukan kasus yang cukup rendah

"Tren saat ini yang menggambarkan sirkulasi subvarian Omicron harus ditafsirkan dengan mempertimbangkan keterbatasan sistem surveilans SARS-CoV-2, termasuk perbedaan dalam kapasitas pengurutan dan strategi pengambilan sampel antar negara."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas! China Balas Kritik WHO soal Data Covid

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular