
Cek Laporan Terbaru WHO soal Covid-19, Ada Kabar Baik?

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merilis laporan mengenai situasi Covid-19 global selama sepekan mulai tanggal 11 hingga 17 Juli 2022. Dalam laporan itu, tercatat angka kasus mulai mendatar di beberapa wilayah dunia.
WHO menyebut secara global, selama 11 hingga 17 Juli 2022, ada 6,3 juta kasus baru Covid-19 yang ditemukan setelah sebelumnya tren meningkat selama lima minggu terakhir. Untuk angka kematian, tercatat ada 11 ribu kasus yang ditemukan.
Per wilayah, WHO mengatakan jumlah kasus baru mingguan meningkat di Pasifik Barat (+37%), Amerika (+9%), dan Asia Tenggara (+5%). Di sisi lain, penurunan kasus terjadi di Afrika (-27%) dan Eropa (-16%). Untuk Mediterania Timur, angkanya serupa dengan angka yang dilaporkan selama pekan sebelumnya.
Dari segi kematian, jumlah kematian mingguan baru meningkat di wilayah Asia Tenggara (+20%), Mediterania Timur (+15%), dan Amerika (+7%). Di sisi lain, angka kematian menurun di Afrika (-39%) dan wilayah Eropa (-14%). Untuk Pasifik Barat, angka kematian serupa dengan angka yang dilaporkan pekan lalu.
Sementara itu, dari jenis virus, WHO menemukan bahwa varian Omicron masih mendominasi penularan Covid-19 secara global dari 13 Juni hingga 13 Juli 2022. Bahkan, varian yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan itu terhitung mencapai 95,4% dari jumlah sequencing.
Meski dianggap mendatar, WHO kembali memperingatkan negara-negara dunia untuk tetap waspada. Pasalnya, badan global yang berpusat di Swiss itu mengatakan penurunan angka-angka ini terjadi di tengah sistem testing yang dimodifikasi di beberapa negara.
"Tren saat ini dalam kasus dan kematian Covid-19 yang dilaporkan harus ditafsirkan dengan hati-hati karena beberapa negara telah secara progresif mengubah strategi pengujian Covid-19, yang mengakibatkan jumlah keseluruhan tes yang dilakukan lebih rendah dan akibatnya jumlah kasus yang terdeteksi lebih rendah," tulis lembaga itu dalam laporannya, Rabu (20/7/2022)
"Selain itu, data terus diperbarui untuk memasukkan perubahan reguler yang dibuat oleh negara secara retrospektif."
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas! China Balas Kritik WHO soal Data Covid