
Ada Kabar Buruk (Lagi) Soal Covid-19 Dari WHO, Makin Suram?

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut pandemi Covid-19 tidak akan berakhir dalam waktu dekat, setelah melihat fenomena kasus Covid-19 yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir di sejumlah negara.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengaku cukup khawatir dengan tren peningkatan kasus yang terus meningkat. Situasi ini dikhawatirkan akan memberikan tekanan lebih lanjut pada sistem dan petugas kesehatan dunia.
"Tentu ada banyak kemajuan. Kami memiliki alat yang aman, dan efektif untuk mencegah infeksi, rawat inap, dan kematian. Namun, kita tidak boleh menganggap mudah begitu saja," kata Tedros, seperti dikutip Rabu (20/7/2022).
Dalam beberapa waktu terakhir, kenaikan kasus di sejumlah negara disebabkan oleh kemunculan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Apalagi, kini beberapa negara sudah melaporkan subvarian baru BA.2.75 yang dikenal dengan nama 'Centaurus'.
Khusus di Indonesia, perkembangan kasus Covid-19 semakin hari kian mengkhawatirkan. Kemarin, data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan ada tambahan 5.085 kasus konfirmasi, lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya 3.393 orang.
Namun, Dicky Budiman, Pakar Epidemiologi Universitas Griffith Australia meyakini jumlah kasus harian Covid-19 nasional lebih tinggi. Bahkan, bukan mustahil angkanya bisa mencapai 100 ribu per hari.
"Bicara jumlah kasus sebetulnya meskipun kita menemui 50 ribu, bahkan 100 ribu, sebetulnya sesuatu yang tidak aneh dengan BA.5," kata Dicky
Dicky merasa angka tersebut terbilang wajar mengingat sebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dalam beberapa waktu terakhir. Apalagi, ditambah dengan kemunculan BA.2.75 yang baru saja diidentifikasi di Indonesia.
"Karena memang kecepatan dia, kemampuan dia menginfeksi dan re-infeksi jauh dari subvarian atau varian sebelumnya," kata Dicky.
Dicky lantas mengingatkan agar kelompok rentan menjadi perhatian. Dicky juga meminta agar masyarakat segera melakukan vaksinasi lanjutan ketiga alias booster untuk meminimalisir dampak dari varian baru Covid-19.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Serang Data Covid China, Ada Apa Xi Jinping?
